SURABAYAONLINE.CO – Usai mengukuhkan mahasiswa baru (maba) program sarjana (S1) dan sarjana terapan (D4), kali ini Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyambut kehadiran mahasiswa program magister dan doktoral. Penyambutan dilakukan dalam acara Informasi dan Pengenalan ITS (IPITS) dan Pengukuhan Mahasiswa Baru Program Pascasarjana yang digelar secara hybrid di Graha Sepuluh Nopember ITS, Selasa (10/8).
Mengundang salah satu guru besar terbaik ITS, Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD, untuk menyampaikan materi agar lebih memotivasi para maba pascasarjana ini dalam menempuh studi di ITS ke depannya. Dalam paparan materinya, profesor yang akrab disapa Riyan ini mendorong mahasiswa pascasarjana untuk senantiasa terlibat dalam kegiatan riset dan publikasi ilmiah.
Bukan hanya untuk gelar dan kenaikan pangkat semata, guru besar Teknik Informatika ini menegaskan bahwa niat paling penting dari mahasiswa pascasarjana adalah untuk belajar dan meningkatkan kompetensi. Salah satu cara untuk bisa berkompetensi adalah melalui kegiatan penelitian dan melakukan publikasi berupa artikel ilmiah maupun jurnal.
Menyambung topik tersebut, Riyan mengutarakan bahwa yang masih mengakar pada riset di Indonesia yakni mengenai lemahnya jumlah publikasi dari perguruan tinggi. Alumnus University of New Brunswick, Kanada itu menuturkan, rendahnya jumlah publikasi akan berpengaruh pada jumlah sitasi dari seorang akademisi. “Jumlah publikasi kita sedikit, otomatis sitasi atau jurnal yang mengacu kepada publikasi kita juga rendah,” papar Riyan di hadapan sekitar 700-an maba pascasarjana yang hadir secara luring maupun daring, dalam rilis ITS yang diterima Rabu (24/8).
Riyan pun berterus terang, penting bagi ITS khususnya mahasiswa program pascasarjana untuk memajukan iklim keilmiahan dan riset. Namun, tidak hanya kuantitas dalam publikasi yang dimajukan, tetapi kualitas pun patut diperhatikan. Dosen yang telah mempublikasikan lebih dari 276 artikel ilmiah tersebut menekankan bahwa kompetensi mahasiswa pascasarjana ditunjukkan dari tulisan ilmiah mereka.
Lebih lanjut, Riyan menyayangkan karena masyarakat saat ini lebih aktif dalam mengunggah tulisan informal melalui media sosial, tetapi kurang dalam menyusun karya-karya yang bersifat formal melalui jurnal. Oleh karena itu, memajukan riset menjadi salah satu perhatiannya. “Mahasiswa pascasarjana akan menjadi penggerak bagi ITS dalam rangka meningkatkan publikasi dan kompetensi penelitian,” tegas ilmuwan peraih Top 2% Scientist in the World tahun 2021 tersebut.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Riyan, sebelumnya Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng juga berpesan agar mahasiswa program pascasarjana tidak hanya berfokus pada nilai dan ijazah semata, tetapi bisa melahirkan inovasi dan kreasi baru. Guru besar Teknik Elektro yang akrab disapa Ashari ini mengungkapkan, mahasiswa pascasarjana menjadi pelopor tidak hanya bagi diri sendiri dan lingkungan, tetapi untuk Indonesia. “Oleh karena itu, saya berharap agar mahasiswa bisa memanfaatkan fasilitas yang telah ada di ITS,” tuturnya.