SURABAYAONLINE.CO – Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerba mengatakan penurunan harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi Rp300 ribu masih terlalu berat untuk sejumlah kalangan.
Apalagi jika pemerintah benar-benar menerapkan aturan PCR bagi penumpang di semua moda transportasi.
“Harga tes PCR jadi Rp300 ribu sepertinya masih berat bagi sebagian besar kalangan. Apalagi jika diterapkan di seluruh moda transportasi. Bayangkan kalau sekeluarga 4-5 orang,” kata Zubairi cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Selasa (26/10)
Zubairi lantas mengajak kilas balik kondisi saat ini dengan tahun 1987 silam.
Kala itu menurutnya tarif pemeriksaan viral load untuk mengukur jumlah virus human immunodeficiency virus (HIV) dalam darah warga sangat mahal, yakni Rp1,7 juta.
Zubairi menyebut tarif pemeriksaan viral load HIV turun berkali-kali hingga akhirnya pemerintah mengeluarkan subsidi khusus untuk serangkaian pemeriksaan tersebut.
Ia lantas menyimpulkan, apabila tes HIV bisa disanggupi pemerintah, maka kemungkinan tes PCR juga berlaku demikian.
“Kekuatan pasar harus mendorong harga PCR terus turun–didukung pemerintah yang juga menerapkan subsidi,” ujarnya.
Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim batasan tarif tertinggi pemeriksaan PCR di Indonesia yakni Rp300 ribu sudah tergolong murah.
Dia berkaca dari tarif yang dipasang di berbagai bandara internasional di negara lain.
Lantaran menganggap tarif di Indonesia sudah murah, Budi mengatakan pemerintah tak berniat memberikan subsidi tes PCR. Dengan kata lain, masyarakat menanggung penuh biayanya.
“Apakah akan ada subsidi? pemerintah tidak merencanakan ada subsidi. Karena kita memang lihat harganya yang sudah diturunkan itu sudah cukup murah,” kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube PerekonomianRI, Selasa (26/10
Sebelumnya, pemerintah mewajibkan penumpang pesawat tes PCR dalam penerapan PPKM Jawa-Bali. Kebijakan itu lantas menuai polemik karena selama ini cukup memakai antigen yang lebih murah.
Ada yang meminta agar syarat PCR dihapus bagi penumpang pesawat Jawa-Bali. Ada pula yang meminta harga tes PCR diturunkan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan lalu angkat suara.
Dia mengatakan bahwa Presiden Jokowi telah meminta agar harga tes PCR turun menjadi Rp300 ribu menyusul kewajiban penggunaan tes PCR untuk syarat moda transportasi pesawat yang mendapatkan banyak kritikan belakangan ini.
Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300 ribu dan berlaku selama 3×24 jam untuk perjalanan pesawat,” kata Luhut. (Nug)