SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengapresiasi program Agro Solution, yaitu upaya Pupuk Indonesia untuk mengakomodasi petani agar tidak bergantung pada pupuk subsidi, serta untuk menarik minat generasi milenial, karena program ini menawarkan keuntungan yang sangat menjanjikan.
“Kita harus menjaga dan membuat profesi petani menjadi menarik. Jadi dengan adanya program Agro Solution, mudah-mudahan bisa menjawab tantangan ini,” ujar Harvick.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Achmad Bakir Pasaman mengatakan, berdasarkan hasil uji coba program Agro Solution di Kabupaten Jember, Banyuwangi, Bima, Dompu dan Kabupaten Ponorogo, petani berhasil meningkatkan produktivitas tanamannya.
“Panen gabah kering naik 55 persen, jagung kering naik 45 persen. Adapun keuntungan petani padi naik hingga 91 persen dan jagung kering naik hingga 60 persen,” ujar Bakir.
Dalam program ini, lanjut Bakir, Pupuk Indonesia memberikan kawalan lengkap off famrn dan on famr. Pada kegiatan off farm, Pupuk Indonesia memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses terhadap asuransi dan memberikan jaminan offtaker hasil panen.
Sedangkan di on farm, Pupuk Indonesia menyediakan produk agro input berkualitas, baik itu pupuk, benih, pestisida dan lain sebagainya disamping juga memberikan kawalan teknologi dan bimbingan teknis.
Program Agrosolution ini telah dilaksanakan pada 10.861 hektar lahan di berbagai wilayah Indonesia, target di tahun 2021 mencapai 50 ribu hektar. Hasil program ini mampu meningkatkan hasil panen dari rata-rata 5 sampai 6 ton menjadi 8 hingga 10 ton per hektar.
“Bila produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat sehingga mereka mampu membeli pupuk non-subsidi dan tidak lagi tergantung pada pupuk bersubsidi,” tutup Bakir Pasaman. (san)