SURABAYAONLINE.CO-Apakah pandemi lain lebih mematikan daripada Covid-19 dan Ebola? Anda mungkin pernah mendengar tentang Ebola, Zika, MERS, SARS, dan Coronavirus terbaru. Tetapi ada banyak virus mematikan yang belum ditemukan oleh para ilmuwan di bumi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang telah menambahkan Penyakit X ke dalam daftar Cetak Biru penyakit prioritas. Profesor Jean-Jacques Muyembe Tamfum, yang membantu penemuan virus Ebola yang mematikan pada tahun 1976, sekali lagi memperingatkan terhadap virus baru dan berpotensi fatal yang dihadapi manusia di antaranya adalah Penyakit X.
Sesuai dengan Blueprint list WHO yang terjadi pada 6-7 Februari 2018, Penyakit X muncul di akhir daftar penyakit berikut:
Demam berdarah Krimea-Kongo (CCHF)
Penyakit virus Ebola dan penyakit virus Marburg
Demam lassa
Virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS)
Penyakit nipah dan henipaviral
Demam Rift Valley (RVF)
Zika
Penyakit X
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jenis virus baru yang disebut ‘Penyakit X’ mungkin sedang berada di landasan karena dapat menjadi epidemi internasional yang serius yang dapat menyebar dari patogen yang tidak diketahui manusia. Para ahli berpendapat bahwa penting untuk tetap waspada dan takut akan pecahnya patogen baru.
Apakah Penyakit itu?
Menurut video yang dirilis oleh WHO pada tahun 2018, TIDAK ADA penyakit yang disebut Penyakit X. Menurut pakar kesehatan Dr Bernadette Murgue, daftar tersebut adalah cara untuk memprioritaskan upaya WHO dan semua yang bekerja dengan organisasi tersebut pada penyakit yang telah potensi untuk menimbulkan epidemi parah yang tidak ada tindakan medis yang dapat diambil. Dr Murgue, lebih lanjut menjelaskan bahwa Penyakit X di akhir daftar hanyalah sebuah konsep. Ini telah diperkenalkan untuk mengidentifikasi penyakit baru yang tidak cukup diketahui WHO tetapi tiba-tiba muncul dan mungkin lebih parah.
Seberapa besar ancamannya?
Seorang pasien dari Ingende, Republik Demokratik Kongo menunjukkan gejala awal demam berdarah yang kemudian menjalani tes Ebola. Namun, dokter khawatir bahwa orang yang terinfeksi dapat menjadi ‘pasien nol’ dari ‘Penyakit X’, istilah yang baru diperkenalkan untuk mengidentifikasi patogen yang tidak diketahui ketika hasilnya menunjukkan negatif. Tetapi laporan tersebut menunjukkan bahwa patogen baru dapat menular dan menyebar seperti Covid-19. Laporan juga menunjukkan bahwa ia memiliki tingkat kematian antara 50-90 persen dari virus Ebola.(*)