SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Pengelolaan sampah masih menjadi masalah serius masyarakat Gresik. Apalagi, sarana dan prasarana untuk mengangkut sampah rumah tangga yang mencapai 150 meter kubik hingga 200 meter kubik per harinya, menuju tempat pembuangan sampah akhir (TPA) masih sangat minim.
Kondisi tersebut telah lama menjadi perhatian serius paslon nomor urut 02, Fandi Akhmad Yani dan Aminatun Habibah (NiAt) dalam rangka kelestarian lingkungan serta pengelolaan sampah terpadu.
Cabup Gus Yani mengatakan, setelah melewati tahapan kampanye mengelilingi desa ke desa banyak masyarakat yang wadul soal penanganan sampah yang kurang diperhatikan pemerintah daerah.
Banyak masyarakat yang membuang sembarangan karena minimnya TPS, hal ini tidak sejalan dengan peningkatan jumlah hunian terutama di wilayah Gresik selatan.
“Tidak ada fasilitas penanganan sampah, banyak saya temui sampah berserakan di tepian jalan,”katanya, Senin (30/11).
Imbas dari pengelolaan sampah yang buruk adalah, ketika terjadi banjir yang diakibatkan sampah. Padahal, Gresik juga memiliki problem banjir kali lamong yang harus segera dituntaskan.
“Kita lihat hari ini, ada banjir karena sampah. Saya dapat kiriman foto di Kali Deliksumber jurusan Kedungrukem di kecamatan Benjeng. Kan ini harus diperhatikan dan dicarikan solusinya,” imbuh Gus Yani.
Jika dirinya dan Bu Min terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Gresik, Gus Yani menjamin memperbanyak truk pengangkut sampah serta sarana TPS selain pengelolaan yang tepat.
“Di visi misi NiAt ada program Gresik Lestari, yaitu wujudkan sistem pengelolaan lingkungan sehingga masalah sampah bisa teratasi. Ini menyangkut kesehatan masyarakat, menjaga keseimbangan alam dan potret Kota Gresik,” terang mantan Ketua DPRD Gresik ini.
Cawabup Bu Min menambahkan dalam program Gresik Lestari, NiAt mendorong filosofi ramah lingkungan pada setiap pembangunan pemukiman dan infrastruktur dengan mengampanyekan lubang serapan biopori.
Paslon NiAt juga membuat kebijakan, pengelolaan sampah terpadu dan terpusat di kecamatan. Sehingga nantinya tidak ada lagi armada truk sampah yang berpusat di kota, serta peremajaan armada truk sampah.
“Saya sering menjumpai kontainer sampah saat melintasi jalan bergelombang, sampahnya tumpah truknya terus melaju. Pengelolaan seperti ini yang harus kami rubah,” ujar Cawabup perempuan pertama di Gresik. (san)