SURABAYAONLINE.CO-Libur Natal dan Tahun baru menjadi kewaspadaan RSUD Dr Soetomo Surabaya. Hal itu lantaran rumah sakit milik Pemprov Jatim ini harus siap menerima pasien dari manapun.
Menurut Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr Soetomo, Adrian Hariastawa adanya rumah sakit yang tutup dan dokter pergi saat libur Natal dan Tahun Baru menjadikan RSUD dr Soetomo menjadi rumah sakit rujukan.
“Mungkin rumah sakit yang lain banyak yang libur dan dokternya pergi sehingga dikirim kesini (RSUD Dr Soetomo, red),” katanya kepada awak media, Jumat (20/12/2019).
Adrian menjelaskan, pasien kegawatan dari luar rumah sakit tidak bisa ditangani sehingga dikirim ke RSUD Dr Soetomo. “Meski demikian, lonjakan pasien itu sudah biasa. Lonjakan itu berkisar antara 15-20 persen dari 200 pasien,” jelasnya.
Pada tahun lalu, kata Adrian, sudah mempersiapkan ruangan IGD dari lantai satu sampai lantai lima. Ruang untuk gangguan pernafasan dan jantung juga telah disiapkan.
“Kamar operasi ada enam yang sudah kami siapkan. Alat mesin bius yang sebelumnya hanya disiapkan empat, sekarang ini sudah disiapkan tujuh alat bius. Dengan harapan tidak ada lagi saat melakukan pembiusan tanpa menunggu,” paparnya.
“Dokter on site juga disiapkan untuk bisa melakukan suatu tindakan operasi yang sulit. Dengan jumlah kamar operasi yang sekarang ini ada enam,” tambahnya.
Sementara, Ketua Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Urip Murtedjo mengakui bahwa RS tipe A ini harus menerima kasus yang dinilai susah. Oleh karena itu, dari manajemen akan meresmikan ruang biru.
“Ruang ini yang membutuhkan tingkat tinggi. Ada 13 bed yang dulunya hanya ada dua bed, jadi memang sekarang ini disiapkan,” jelasnya.
Pihaknya pun mengungkapkan dari tahun-tahun sebelumnya saat libur Nataru selalu banyak pasien dari luar Surabaya. “Ini juga menambah ruangan kita, mangkanya kami membuka ruang buffer (cadangan IRD, red),” katanya.
Urip berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tidak bermain petasan dan mengonsumsi minuman keras. “Jangan sampai ada korban mercon. Dari tahun ketahun saya mengingatkan ini. Kedua, yang kita takuti miras, orang Surabaya jago sekali. Tahun lalu saya lihat sudah kosong, karena hukumannya cukup berat. Miras itu kalau terlambat penanganannya akan mati. Apalagi habis minum setelah 3 hari baru ke Soetomo,” bebernya.
“Mudah-mudahan kecelakaan juga berkurang. Apalagi kalau kecepatan tinggi sekarang sudah ditilang,” pungkasnya.(*)


