ISLAM dibangun di atas pondasi Ilmu dan pengetahuan. Rasulullah SAW menuntun kebenaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan.
Yakni menuju cahaya ilmu dan pengetahuan. Nabi Muhammad SAW menekankan keutamaan ilmu. Menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu.
Bahkan Nabi SAW mengutamakan ilmu dari shalat nafilah. “ALLAH SWT tidak mengutusku sebagai orang yang kaku dan keras. Akan tetapi mengutusku sebagai seorang pendidik dan mempermudah.”(Hadits Riwayat Muslim, dalam Kitab Duratun Nashihin)
Zaman Now daya saing kualitas dunia pendidikan makin kompetitif. Pendidikan berkualitas merupakan elemen fundamental bagi kemajuan bangsa.
Perubahan sistem pendidikan secara dramatis, akan memunculkan culture shock. Lantaran ada perbedaan mendasar antara kultur dan corak perilakunya.
Sebuah Lembaga Internasional merilis peringkat kemajuan pendidikan. Disebut Programme for International Student Assessment atau Program Penilaian Siswa Internasional (PISA),
Diinisiasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia.
Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak. Siswa mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains.
PISA mengukur apa yang diketahui siswa dan apa yang dapat dia lakukan (aplikasi) dengan pengetahuannya.
Tema survei digilir setiap 3 tahun, tahun 2015 fokus temanya adalah kompetensi sains. Program ini diusung oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
PISA ini mengukur level skor science, math dan reading comprehension dari anak-anak sekolah di seluruh dunia. (Sumber: https://www.kemdikbud.go.id/main)
Dari survei ini terlihat bahwa siswa-siswa Singapura memperoleh nilai tertinggi. Disusul oleh siswa di Jepang, Estonia, Taiwan, Finlandia, Macao, Kanada, Vietnam, Hong Kong, China, dan Korea Selatan.
Negara-negara Eropa barat seperti Inggris, Jerman, Belanda, dan Swiss masing-masing berada di urutan 15, 16, 17, dan 18.
Meski masih berada di papan bawah, Indonesia mengalami kemajuan sejak ambil bagian dalam survei tahun 2000. Indonesia masih di atas Brasil, Peru, Lebanon, Tunisia, Kosovo, Aljazair, dan Republik Dominika.
Pada periode 2012-2015, hasil tes untuk sains di kalangan siswa usia 15 tahun naik 21 poin. Ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan perkembangan paling pesat. Jika dipertahankan, kemampuan siswa kita di bidang sains akan menyamai negara-negara maju pada 2030.
Akankah Nadiem Makarim, mampu melakukan lompatan besar di dunia pendidikan ? Apa terobosan Mas Mendikbub Mileneal? Mampukah Bos Gojek ini menembus kultur birokrasi yang super kompleks?
Tentunya, mari kita do’akan bersama (bahar wirawan)


