SURABAYAONLINE – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus mempertegas perannya sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi daerah. Melalui penguatan inovasi digital dan perluasan layanan keuangan, Bank Jatim berkomitmen mendorong inklusi keuangan sekaligus membantu UMKM naik kelas dan berdaya saing di pasar nasional hingga global.
Transformasi digital menjadi strategi utama Bank Jatim dalam menjawab kebutuhan masyarakat modern akan layanan perbankan yang cepat, aman, dan mudah diakses. Berbagai produk dan layanan berbasis teknologi terus dikembangkan, mulai dari sistem pembayaran digital, layanan perbankan daring, hingga penguatan platform digital yang terintegrasi dengan ekosistem UMKM.
Direktur Utama Bank Jatim, Winardi Legowo, menegaskan bahwa inovasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan bagi bank daerah agar mampu bersaing di tengah perubahan perilaku konsumen dan tantangan industri keuangan yang semakin kompleks.
“Kami terus berinovasi agar layanan Bank Jatim semakin relevan dengan kebutuhan zaman, terutama dalam mendukung UMKM naik kelas melalui kemudahan akses pembiayaan dan pembayaran digital,” ujar Winardi, Selasa (30/12).
Ia menambahkan, peran Bank Jatim tidak berhenti pada penyaluran kredit semata. Perseroan juga aktif membangun ekosistem pendukung UMKM melalui pendampingan usaha, penguatan literasi keuangan, serta pembukaan akses pasar lewat kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
“Ke depan, kami akan terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga keuangan, komunitas bisnis, hingga sektor swasta guna menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM. Langkah ini kami yakini mampu meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional,” jelasnya.
Komitmen tersebut tercermin dari kinerja keuangan Bank Jatim yang menunjukkan tren positif hingga September 2025. Secara konsolidasi, total aset Bank Jatim tercatat sebesar Rp125,1 triliun, tumbuh 17,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan aset ditopang oleh peningkatan aset produktif, terutama penyaluran kredit yang mencapai Rp80,2 triliun, naik 29 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp99,3 triliun, tumbuh 13,5 persen yoy, mencerminkan kepercayaan masyarakat yang terus menguat.
Dari sisi profitabilitas, Bank Jatim membukukan pendapatan bersih Rp5,10 triliun, meningkat 29,25 persen yoy. Laba bersih konsolidasi hingga triwulan III 2025 tercatat sebesar Rp1,14 triliun, tumbuh 23,5 persen yoy. Pendapatan bunga mencapai Rp7,42 triliun, dengan pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,10 triliun, naik 29,2 persen yoy.
“Capaian ini merupakan hasil dari strategi pertumbuhan yang terukur dan fokus pada kualitas portofolio pembiayaan. Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, kami tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan,” ungkap Winardi.
Kinerja positif Bank Jatim juga diperkuat oleh jaringan kantor konvensional yang menjangkau seluruh wilayah Jawa Timur serta jaringan digital yang semakin solid. Platform digital JCONNECT, sebagai layanan perbankan digital Bank Jatim, mencatat peningkatan signifikan baik dari sisi jumlah pengguna maupun volume transaksi seiring meningkatnya adopsi layanan digital oleh masyarakat dan pelaku UMKM.
Untuk memperkuat struktur pendanaan dan menjaga likuiditas, pada awal September 2025 Bank Jatim menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I senilai Rp2 triliun. Obligasi ini terdiri dari tenor tiga tahun dengan kupon 6,4 persen dan tenor lima tahun dengan kupon 6,7 persen. Penerbitan tersebut mendapat respons positif pasar dengan tingkat oversubscribe 1,15 kali, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek kinerja Bank Jatim.
“Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mendukung ekspansi bisnis sekaligus memperkuat struktur pendanaan dan likuiditas Bank Jatim,” pungkasnya.


