SURABAYAONLINE.CO – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) terus memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi nasional melalui pemanfaatan energi bersih berbasis inovasi teknologi. Komitmen tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan Talkshow dan Peresmian Hydrogen Refueling Station (HRS) Merah Putih 2.0 di Unit Pembangkitan (UP) Rembang, Jawa Tengah, pada Kamis (11/12).
Melalui peresmian HRS ini PLN Nusantara Power memperkuat ekosistem hydrogen, setelah sebelumnya PLN NP didapuk menjadi pionir dalam hydrogen hijau di Indonesia. Kegiatan ini merupakan upaya strategis perusahaan dalam mengoptimalkan potensi hidrogen yang dihasilkan dari proses operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Acara yang dirangkai dengan talkshow bersama Kementerian ESDM, PT PLN (Persero), BRIN, dan Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE) ini, menandai percepatan ekosistem hidrogen dari hulu ke hilir, menjadikannya fasilitas generasi kedua HRS Merah Putih karya anak bangsa.
HRS Merah Putih 2.0 ini juga sejalan dengan arah pengembangan teknologi hidrogen dan kontribusinya terhadap agenda dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan nasional. HRS Merah Putih 2.0, sendiri merupakan hasil pengembangan teknologi mutakhir berbasis riset dan inovasi internal PLN Nusantara Power bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Generasi kedua yang diresmikan di Rembang ini telah memiliki tingkat kandungan lokal (TKDN) minimum 60%.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah menyampaikan komitmen perusahaan dalam mendorong ekosistem listrik berbasih ramah lingkungan di Indonesia demi mewujudkan Net Zero Emission pada tahun 2060.
“Kami memiliki berbagai macam inovasi yang diaplikasikan pada unit pembangkit kami. Tujuan kami adalah untuk akselerasi Net Zero Emission di tahun 2060”, terang Ruly.
PLTU Rembang memiliki potensi excess hydrogen yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. PLTU Rembang sendiri memiliki kapasitas produksi hidrogen untuk pendingin generator sebesar 8,94 ton per tahun. Namun, konsumsi untuk operasional pembangkit hanya sedikit, sehingga terdapat potensi excess hydrogen sekitar 7,5 ton per tahun yang selama ini belum dimanfaatkan optimal.
Melalui pendekatan riset dan pengembangan berkelanjutan, PLN Nusantara Power berhasil mengonversi potensi tersebut menjadi HRS Merah Putih 2.0, yang diharapkan mampu menjadi fondasi awal dalam pembangunan ekosistem hidrogen di lingkungan pembangkit listrik.
Peresmian HRS Merah Putih 2.0 ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta pengurangan emisi karbon, sekaligus mendukung komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission. Ke depan, pengembangan dan implementasi teknologi HRS direncanakan akan dilakukan secara bertahap di sejumlah unit pembangkit PLN Nusantara Power di Pulau Jawa, antara lain UP Indramayu, UP Rembang, UP Tanjung Awar-awar, UP Gresik, dan UP Paiton, UP Muara Tawar, UP Pacitan dan Update HRS 1.0 yang ada di UP Muara Karang.
Pengembangan jaringan HRS ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem hidrogen nasional, mendukung efisiensi operasional pembangkit, serta membuka peluang pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi bersih di masa depan.
“Penerapan Hydrogen Refueling Station (HRS) Merah Putih 2.0 di UP Rembang diharapkan memberikan manfaat strategis, seperti optimalisasi pemanfaatan excess hydrogen, penguatan kapasitas teknologi nasional melalui riset dan pengembangan mandiri, serta penciptaan ekosistem hidrogen yang dapat direplikasi di berbagai unit pembangkit di Indonesia’, tambah Ruly.
Melalui inisiatif ini, PLN Nusantara Power menegaskan komitmennya dalam mendukung kebijakan energi nasional, memperkuat ketahanan energi, serta mendorong transformasi sektor ketenagalistrikan menuju sistem energi yang bersih, berkelanjutan, dan berdaya saing global.


