SURABAYAONLINE.CO, Kendari – Misi Dagang dan Investasi Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berlangsung di Hotel Claro Kendari, Rabu (19/11), berlangsung sukses.
Dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Sultra Andi Sumangerukka, transaksi Misi Dagang kali ini tembus Rp 1,048 triliun.
“Alhamdulillah, misi dagang kali ini sukses dengan catatan transaksi sebesar Rp 1,048 triliun. Misi dagang ini terus kita gelar di berbagai daerah di Indonesia untuk membantu pelaku usaha Jatim bertemu pasar yang lebih luas, sekaligus mendukung substitusi impor dan meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri,” ujar Khofifah.
Tak hanya itu, nilai transaksi kali ini meningkat signifikan sebesar 690 persen atau Rp 915,45 miliar dibanding capaian misi dagang sebelumnya di Sultra pada 2022, yang tercatat sebesar Rp 132,55 miliar dari 37 transaksi.
Produk unggulan Jatim yang mengalir ke Sultra antara lain Kopi Arabica, olahan pangan peternakan, gula merah tebu, susu sapi, daging sapi, daging ayam, pakan ikan, mesin pengupas sabut kelapa, pakan ayam, bandeng presto, telur dan fillet dori, makanan ringan, sambal hitam, garam, peralatan MBG, dan kandang galvanis dengan total transaksi Rp663,9 miliar.
Sementara itu, Jatim juga membeli komoditas dari Sultra senilai Rp384,6 miliar berupa arang batok kelapa, kelapa bulat, katul, ikan tuna, ikan cakalang, jagung, teh, ubi ketela dan cengkeh, rumput laut kering, dan rempah-rempah.
Perdagangan ini menunjukkan rantai pasok antarprovinsi yang saling melengkapi, dimana kebutuhan bahan baku dan produk hilir dapat terpenuhi secara efisien diantara kedua daerah.
“Misi dagang ini bukan sekadar transaksi, tetapi momentum strategis untuk sama-sama saling memperkuat hilirisasi industri dan meningkatkan daya saing produk serta meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi dan budaya kedua provinsi,” tutur Khofifah.
“Tidak ada diantara kita yang merasa kita paling maju, kitab paling didepan, kita bersama-sama belajar, bersama-sama menyiapkan ikhtiar. Sama-sama maju bersama, tumbuh bersama, berkembang bersama dan akhirnya sejahtera bersama. Saya rasa ini yang menjadi bagian dari seluruh misi dagang yang kita lakukan,” imbuhnya.
Kerja sama ini juga menjadi perekat sinergi yang memperkokoh ketahanan ekonomi antarwilayah dan membuka peluang investasi baru. Pada 2023, total perdagangan Jatim-Sultra mencapai Rp 3,14 triliun, dengan nilai bongkar Rp 1,19 triliun dan muat Rp 1,95 triliun, sehingga neraca perdagangan Jatim-Sultra surplus Rp 752 miliar. Potensi ini diharapkan terus berkembang melalui forum misi dagang.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka menyampaikan bahwa kolaborasi antardaerah menjadi kunci dalam mempercepat pemerataan pembangunan dan memperluas peluang ekonomi. “Kita tidak bisa bekerja sendiri, jadi tidak kompetisi tapi kolaborasi. Nah, kolaborasi ini terus kita sinergikan secara berkelanjutan,” tegasnya.
Gubernur Andi juga menyebut bahwa Pemerintah Sulawesi Tenggara siap menjadi perekat sinergi dalam memperkuat konektivitas kawasan timur Indonesia. Dengan keterbukaan, kerja cepat, dan penguatan jejaring antarpelaku usaha, ia optimistis kolaborasi ini akan menghasilkan dampak nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
“Nanti setelah ini, dalam waktu dekat kita akan berangkat ke Jawa Timur. Jadi tim dari Sultra akan datang ke Jatim untuk menindak lanjuti apa yang kita lakukan saat ini demi pertumbuhan dan kesejahteraan bersama antar kedua provinsi,” tandasnya.(*)


