SURABAYAONLINE.CO, Kendari – Keberhasilan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara aktif bersinergi menurunkan stunting dan melaksanakan program Genting atau Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting mendapatkan apresiasi dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Secara khusus penghargaan diberikan pada gubernur Jawa Timur selaku Tim Pengendali Genting Provinsi Jawa Timur sebagai apresiasi kesuksesan Jatim atas komitmen dan dukungannya dalam menyukseskan program Genting.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Minhaji kepada Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang mewakili Gubernur Khofifah di sela acara Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Rakornas PPS) di Auditorium J. Leimana, Jakarta, Rabu (12/11) lalu.
Selain gubernur Jatim, Pemerintah Kota Mojokerto juga mendapatkan penghargaan dari kegiatan tersebut yaitu sebagai pemenang lomba tingkat kabupaten-kota berkinerja baik.
Atas capaian tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, sekaligus menegaskan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen.
“Penghargaan Genting ini adalah buah dari sinergi semua pihak baik pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten-kota, desa, Perwakilan BKKBN Jawa Timur, PKK, mitra pentaheliks, serta pembina posyandu yang terlibat dalam Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting masyarakat. Ini kerja gotong royong untuk masa depan generasi Jatim,” ujar Khofifah, Rabu (19/11), di tengah kunker misi dagang Jawa Timur-Sulawesi Tenggara di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menurutnya, stunting menjadi konsen persoalan yang terus ditangani secara simultan bersama seluruh stakeholder dan lintas sektor di Jawa Timur. Upaya tersebut tidak bisa dibebankan hanya kepada satu perangkat daerah, seperti Dinas Kesehatan saja. “Kami di Jatim terus melakukan upaya secara terintegrasi melalui kolaborasi lintas sektor di tingkat provinsi, kabupaten, dan desa,” kata Gubernur Khofifah.
Saat ini, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 capaian stunting di Jatim sebesar 14,7 persen lebih rendah dibanding prevalensi stunting nasional yang berada di angka 19,8 persen. “Prevalensi stunting Jatim sudah mencapai target dan lebih rendah dibanding nasional. Namun, tetap perlu percepatan untuk mencapai target RPJMD Jatim sebesar 13,36 persen di tahun 2029 mendatang,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Khofifah juga menekankan pentingnya konsistensi seluruh pihak dalam menjaga tren penurunan stunting.Setiap tahunnya terus jumlah stunting di Jatim mengalami penurunan. “Yang penting bukan hanya mengejar target penurunan, tetapi memastikan konsistensi dalam pelaksanaan seluruh program. Konsistensi inilah yang akan menentukan apakah upaya kita benar-benar berdampak,” ujarnya.(*)


