SURABAYAONLINE.CO – Sejak varian baru dari Covid-19 yaitu Omicron telah terdeteksi dan masuk ke wilayah negara Indonesia, Pemerintah Kota Surabaya berusaha mengantisipasi sebaran varian tersebut. Melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Pemkot melakukan tracing secara berkala guna menemukan temuan kasus baru Covid-19.
Febria Rachmanita selaku Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya meminta seluruh lapisan masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan (prokes). Pengetatan prokes tersebut, harus tetap dilakukan, baik saat berkegiatan maupun saat berada di dalam rumah.
“Tetap kita perketat penerapan protokol kesehatan, kemudian kita juga melakukan tracing,” ujar Kepala Dinkes Surabaya pada Rabu (22/12/21), mengutip dari laman resmi Pemkot Surabaya.
Feny sapaan akrabnya juga menerangkan, meskipun angka kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya sudah mulai menurun, dia bersama jajarannya terus aktif melakukan tracing. Seperti, pelaksanaan swab 10 persen di lingkungan kantor pemerintahan dan kantor swasta yang telah dilaksanakan.
“Minimal 10 persen dari institusi harus kita tes, jadi memang kita mencari ada yang positif atau tidak,” terang dia.
Dari hasil tracing tersebut, apabila ditemukan kasus positif Covid-19, Dinkes Surabaya melalui Puskesmas setempat akan meminta pasien terkonfirmasi positif Covid-19 untuk melakukan isolasi. Harapannya, agar virus tersebut tidak mudah menyebar dan menimbulkan lonjakan Covid-19.
“Surabaya tidak ada (Omicron). Sampai hari ini Surabaya belum ada laporan, hanya (mutasi) Delta,” ujar dia.
Selain itu, Feny mengaku, seluruh jajarannya telah siap untuk mencegah, mengantisipasi, hingga melakukan penanganan terhadap varian mutasi virus Covid-19. Bahkan, saat ini seluruh rumah sakit dan rumah sakit darurat di Kota Surabaya sedang dalam status waspada terhadap mutasi varian virus Covid-19 tersebut.
“Rumah sakit itu semuanya waspada dan kita siap, tapi mudah-mudahan tidak terisi,” ungkap dia.
Sedangkan, untuk mengantisipasi mutasi varian virus dari wisatawan asing dan Pekerja Migran Indonesia (PMI), pihaknya akan melakukan karantina atau isolasi. Baik sebelum masuk ke Kota Surabaya atau saat hendak pulang ke daerahnya masing-masing.
“Harus karantina, jadi harus ada di perbatasan. Kalau ada dari luar negeri (warga asing atau PMI) kita (lakukan) karantina,” tegas dia.
Meski demikian, untuk capaian vaksin di Kota Surabaya sudah mencapai 100 persen lebih, baik untuk vaksin dosis satu dan dosis dua. Sebab, pelaksanaan vaksinasi tersebut akan terus digelar.
“Anak-anak juga hampir 100 ribu dosis yang sudah disuntikkan, pelaksanaan vaksin tidak berhenti. Makanya warga harus menjaga prokes, Insya Allah kalau kita taat mudah-mudahan virus ini bisa pergi,” pungkasnya.


