SURABAYAONLINE.CO – Starbucks kali ini menjadi salah satu topik perbincangan yang hangat. Bukan karena rasa kopinya yang enak, melainkan karena menggunakan bahan-bahan kadaluwarsa dalam membuat minuman.
Kejadian tersebut terjadi di Kota Wuxi, China. Hal ini diungkap setelah adanya penyelidikan rahasia yang dilakukan oleh Beijing News. Akibat rilisnya berita tersebut, 2 gerai Starbucks ditutup.
Pada Senin (13/12/21) pihak Starbucks meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji akan melakukan inspeksi serta akan melakukan pelatihan staf di 5.400 tokonya yang berada di China.
Insiden tersebut menjadi trending topik di situs media sosial Weibo di China setelah laporan itu diterbitkan dan Starbucks awalnya mengatakan telah menutup dua toko dan sedang melakukan penyelidikan.
Mengutip dari laporan Beijing News bahwa salah satu toko Starbucks menggunakan cairan matcha kadaluwarsa untuk membuat latte, sementara yang lain menjual kue kering yang seharusnya dibuang.
Kemudian pada hari Senin, Starbucks mengemukakan bahwa kedua toko itu memang melakukan pelanggaran dan bahwa perusahaan tidak cukup memperhatikan standar keamanan pangan.
“Kami dengan tulus meminta maaf kepada semua pelanggan Starbucks,” katanya dalam sebuah pernyataan di akun resmi Weibo-nya.
Tidak hanya itu, Administrasi Pengawasan Pasar Wuxi juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setelah melakukan penyelidikan pada dua toko yang terlibat dalam insiden tersebut, pihaknya juga melakukan pemeriksaan pada semua 82 toko Starbucks.
Dalam pemeriksaan tersebut, pihaknya menemukan total 15 masalah, termasuk karyawan yang tidak mengenakan pakaian dan topi kerja serta catatan desinfeksi tidak lengkap.
Insiden tersebut membuat media China menjadi agresif dalam mengomentari pelanggaran yang dilakukan oleh Starbucks. Tidak hanya itu, banyak dari masyarakat China mengungkapkan kekecewaan serta kekhawatiran saat membeli makanan dan minuman dari Starbucks.
Sebagai informasi, China merupakan pasar terbesar ke-2 bagi Starbucks di luar Amerika Serikat dengan 5.360 toko dan telah memasuki pasar China sejak 22 tahun lalu.