Oleh: Yousri Nur Raja Agam
SURABAYAONLINE.CO – Tahukah anda, bahwa dulu, tahun baru Masehi, bukan tanggal 1 Januari. Jadi, tanggal 1 Januari, sebagai awal tahun Masehi adalah perubahan. Sebelumnya, masyarakat Romawi kuno, merayakan tahun baru saat memasuki musim semi.
Awal musim semi adalah, awal Maret. Sehingga tanggal 1 Maret itulah, tahun baru. Nah sejak kapan tahun baru bergeser dari 1 Maret ke :1Januari? Jawabnya, sejak jumlah bulan dalam satu tahun, berubah dari 10 bulan menjadi 12 bulan.
Tanggal 1 Januari, sudah menjadi tradisi dunia internasional, sebagai awal tahun. Yaitu untuk penanggalan Masehi. Dari catatan sejarah, tahun Masehi, di tahun ini, baru berusia 2025 tahun.
Nah, sekarang kita memasuki, tahun 2026. Sebagai awal tahun, disebut “tahun baru”, yakni tanggal 1 Januari 2026, bertepatan dengan hari Kamis.
Memang, kalau kita kaji, keberadaan alam atau dunia nyata ini, ternyata usianya sudah lama sekali. Kita sepakat, dunia atau alam ini diciptakan Tuhan. Pernyataan tentang dunia diciptakan Tuhan, berdasarkan ajaran agama.
Sehingga, agama, negara dan kelompok kepercayaan mempunyai penanggalan atau kalender yang berbeda. Ada kalender Masehi-Kristen, kalender Hijrah-Islam, kalender Imlek-China, kalender Saka-Hindu, kalender Waisak-Budha, bahkan juga ada kalender Suro-Jawa.
Dari berbagai jenis penanggalan itu, kalender Masehi menjadi kesepakatan sebagai kalender resmi dalam hubungan internasional.
Memang dulu, sebelum tahun baru ditetapkan tanggal 1 Januari, awal tahun bukan 1 Januari. Dalam sejarah masa lalu, lebih 4.000 tahun silam, bangsa Babilonia, merayakan tahun baru pada bulan pertama musim semi.
Pada awal musim semi, akhir musim dingin. yang waktunya sekitar akhir Maret, memasuki April. Masyarakat budaya kuno itu, menyambut tahun baru melalui acara “Akitu”. Suatu acara festival yang berlangsung selama sebelas hari.
Waktu selama sebelas hari itu dikaitkan dengan siklus masa yang behubungan dengan kegiatan pertanian. Bersamaan dengan itu juga dilangsungkan upacara sskral pelantikan raja baru.
Artinya, dulu tahun baru masyarakat Romawi, adalah awal Maret. Pergeseran dari Maret ke tanggal 1 Januari dimulai pada era Romawi. Kalender Romawi, waktu itu hanya memiliki 10 bulan atau 304 hari.
Menjadi 12 Bulan
Tahun baru di kala itu dimulai pada tanggal 1 bulan Martius atau Maret. Ketika itu raja kedua Roma, Numa Pompilius, melakukan perubahan. Satu tahun yang semula hanya 10 bulan ditambah dua bulan, menjadi 12 bulan. Dua bulan itu, ditaruh di awsl tahun, dinamai bulan “Januarius dan Februarius”.
Kaisar Julius Caisar pada tahun 46 SM memperkenalkan Kalender Julian. Ia menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun. Untuk menghormati dewa Romawi, yang bernama Janus, dewa bermuka dua.
Dewa Janus berpenampilan, satu wajah menatap ke masa lalu, dan wajah lainnya menatap ke masa depan. Siimbol ini dianggsp sempurna untuk pergantian tahun.
Memang tidak mudah, mengubah jumlah bulan dari 10 menjadi 12 bulan dalam satu tahun. Tantangan terbesar dalam membuat kalender adalah menyelaraskan kalender manusia dengan siklus alam. Bumi mengelilingi Matahari (Tahun Tropis).
Satu tahun tropis bukanlah tepat 365 hari
Dalam hitungannya, jika dibulatkan menjadi 365 hari saja, setiap tahun, maka akan kehilangan waktu sekitar 0,24219 hari (sekitar 5 jam 48 menit 45 detik). Dalam 100 tahun, kalender, akan melenceng sekitar 24 hari.
Tahun Kabisat
Kendati Julius Caesar sudah menambahkan satu hari setiap 4 tahun (Tahun Kabisat Julian), perhitungannya masih sedikit meleset. Ada kelebihan hari, sekitar 11 menit, setiap tahun.
Pada abad ke-16, kesalahan ini menumpuk hingga 10 hari, membuat perayaan Paskah tidak sesuai dengan musimnya.
Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan Kalender Gregorian dengan aturan matematika
Dalam kalender Gregorian, Tahun Baru Masehi adalah hari pertama tahun kalender, dimulai: 1 Januari.
Sebagian besar kalender surya, seperti kalender Gregorian dan Julian, memulai tahun secara teratur atau mendekati titik balik matahari musim dingin belahan bumi utara. Sebaliknya, budaya dan agama menggunakan kalender suryacandra.
Nah, tahun kabisat diberlakukan setiap empat tahun sekali,. Kalender memiliki satu hari tambahan, yaitu tanggal 29 Februari. Tahun yang memiliki hari ekstra inilah yang disebut tahun kabisat.
Tahun kabisat (leap year) adalah tahun yang mengalami penambahan satu hari dengan tujuan untuk menyesuaikan penanggalan dengan tahun astronomi. Dalam satu tahun tidak secara persis terdiri dari 365 hari, tetapi 365 hari 5 jam 48 menit 45,1814 detik. Jika hal ini tidak dihiraukan, maka setiap empat tahun akan kekurangan hampir 1 hari (tepatnya 23 jam 15 menit 0,7256 detik).
Demikian kutipan dari berbagai sumber yang saya paparkan sebagai ilmu yang bermanfaat. Marilah kita budayakan untuk menyebarluaskan ilmu yang bermanfaatkan, untuk membentuk insan yang bermartabat.
Selamat Tahun Baru, 1 Januari 2026.


