SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja sektor pertanian Jawa Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Jawa Timur dinilai konsisten berada di jajaran tiga besar nasional. Bahkan menjadi produsen nomor satu untuk sejumlah komoditas strategis.
“Pertanian Jawa Timur selama dipimpin Ibu Gubernur Khofifah selalu berada di posisi tiga besar nasional, bahkan beberapa komoditas nomor satu di Indonesia. Ini luar biasa dan patut diapresiasi,” ujar Amran usai rapat koordinasi percepatan hilirisasi perkebunan di Surabaya, Selasa (23/12).
Ia menyampaikan apresiasi tersebut atas nama pemerintah pusat dan Kementerian Pertanian. Menurutnya, peran Jawa Timur sangat krusial dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, khususnya pada komoditas tebu dan gula.
Amran menjelaskan, keberhasilan pengembangan tebu di Jawa Timur menjadi kunci utama target nasional untuk menghentikan impor gula putih pada tahun depan. Pasalnya, sekitar 50 persen kebun tebu nasional berada di Jawa Timur.
“Kalau Jawa Timur berhasil, insya Allah tahun depan Indonesia tidak akan impor gula putih. Dari total target nasional 100 ribu hektare tebu, 70 ribu hektare atau 70 persen berada di Jawa Timur,” tegasnya.
Selain tebu, sektor peternakan Jawa Timur juga dinilai memiliki kinerja yang sangat baik. Bahkan, Kementerian Pertanian berencana membangun fasilitas produksi grandparent stock (GPS) ayam milik negara pertama di Indonesia yang akan berlokasi di Jawa Timur. “Ini akan menjadi yang pertama di Indonesia dan kita bangun di Jawa Timur,” kata Amran.
Untuk mendukung program tersebut, pemerintah menyiapkan anggaran nasional sebesar Rp1,6 triliun dengan target pengembangan tebu seluas 100 ribu hektare. Jika target ini tercapai, produksi gula nasional diproyeksikan meningkat dari sekitar 2,68 juta ton menjadi 3 juta ton pada tahun depan.
Amran juga mengungkapkan dukungan alat dan mesin pertanian. Termasuk bantuan 100 unit traktor dengan nilai mencapai ratusan miliar rupiah, yang disalurkan untuk mempercepat pengolahan lahan dan penanaman.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan kesiapan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengawal penuh instruksi Presiden dan program strategis Kementerian Pertanian.
Fokus utama Pemprov Jatim saat ini adalah percepatan peremajaan tebu melalui penjadwalan tanam dan panen yang presisi, didukung sinergi lintas sektor. “Kami berterima kasih kepada pangdam yang menghadirkan seluruh dandim untuk membantu penanaman di lapangan, serta kapolda dan kajati yang turut mendampingi proses ini,” ujar Emil.
Ia menambahkan, koordinasi teknis intensif terus dilakukan antara Kementerian Pertanian dan seluruh kepala dinas pertanian kabupaten-kota di Jawa Timur guna memastikan seluruh target dapat direalisasikan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Dengan posisi strategis tersebut, Jawa Timur kini diproyeksikan menjadi penopang utama sekaligus benteng terakhir menuju swasembada gula nasional dan penghentian impor gula putih pada tahun 2026.(*)


