SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal ini menyusul prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan adanya potensi hujan lebat hingga Januari 2026, khususnya di wilayah selatan Jawa Timur.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, kesiapsiagaan tersebut dibahas dalam rapat koordinasi yang digelar Polda Jawa Timur bersama seluruh pemangku kepentingan terkait.
“Pagi tadi kami mengikuti rapat koordinasi yang diselenggarakan Polda Jatim, melibatkan stakeholder terkait. Masing-masing instansi, baik perhubungan maupun BPBD, menyampaikan langkah-langkah persiapan penanganan selama masa Nataru,” ujar Gatot, di Sidoarjo, Rabu (17/12).
Gatot menjelaskan, salah satu langkah strategis yang dilakukan BPBD Jatim adalah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai upaya mengurangi intensitas hujan ekstrem. OMC tersebut merupakan arahan langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan dilaksanakan mulai 5 hingga 31 Desember.
“Informasi BMKG menyebutkan potensi hujan lebat cukup tinggi. Terutama di wilayah selatan Jawa Timur. Untuk itu kami melakukan OMC guna meminimalisir risiko bencana yang ditimbulkan,” jelasnya.
Selain OMC, BPBD Jatim juga berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam penguatan infrastruktur pengendali bencana. Khusus di kawasan Gunung Semeru, telah dilakukan pengerukan sungai, pembuatan sudetan, serta penguatan tanggul sebagai langkah mitigasi.
BPBD Jatim juga mengoptimalkan sinergi dengan pemerintah kabupaten-kota melalui pengaktifan seluruh posko BPBD daerah. Dukungan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) dimaksimalkan untuk pengelolaan data kebencanaan, disertai kesiapan personel, sarana, dan prasarana guna menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
“Posko sementara masih berada di kantor BPBD kabupaten-kota maupun provinsi. Namun seluruh sarana prasarana, seperti logistik permakanan hingga bronjong, sudah kami siapkan dan siap digunakan sewaktu-waktu,” ungkap Gatot.
Ia menambahkan, gubernur Jawa Timur juga telah menyiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanganan bencana apabila dibutuhkan secara mendesak. Selain itu, telah diterbitkan surat edaran dari gubernur, sekretaris daerah Provinsi Jawa Timur, BNPB, serta rilis rutin dari BMKG sebagai dasar kewaspadaan bersama.
Dalam aspek edukasi dan penanganan darurat, BPBD Jatim terus bersinergi dengan TNI, Polri, relawan, serta BPBD kabupaten-kota. Gatot mencontohkan keberhasilan penanganan erupsi Gunung Semeru, dimana koordinasi yang baik dan edukasi kepada masyarakat mampu mencegah jatuhnya korban jiwa.
“Pada erupsi Semeru lalu, TNI, Polri, relawan, dan BPBD memberikan arahan jelas kepada masyarakat terkait evakuasi dan kesiapsiagaan. Alhamdulillah hingga akhir erupsi tidak ada korban jiwa,” katanya.
Menghadapi libur Nataru, BPBD Jatim juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah selatan Jawa Timur. Mulai dari Pacitan hingga Banyuwangi yang berpotensi mengalami gelombang ekstrem dan hujan berintensitas tinggi.(*)


