SURABAYA – Kepemimpinan Muhammad Nabil, sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur periode 2022–2026 menandai fase transformasi pembinaan olahraga di Bumi Majapahit.
Di bawah arahannya, KONI Jawa Timur tidak hanya berfokus pada perburuan medali, tetapi juga membangun sistem pembinaan atlet yang modern, berkelanjutan, dan berorientasi masa depan.
Sejak terpilih pada 2022, Nabil mengusung visi pembaruan dengan menempatkan sport science, kesehatan atlet, pendidikan, serta masa depan atlet purna tugas sebagai fondasi utama kebijakan organisasi. Pendekatan ini menjadikan KONI Jawa Timur sebagai pusat pembinaan holistik, bukan sekadar penyelenggara kompetisi.
Konsistensi Prestasi di PON XXI Aceh–Sumatera Utara 2024
Implementasi visi tersebut terlihat jelas pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh–Sumatera Utara 2024. Kontingen Jawa Timur kembali tampil sebagai salah satu kekuatan utama nasional dengan mempertahankan posisi sebagai provinsi peraih medali terbanyak kedua, bersaing ketat dengan Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Atlet-atlet Jawa Timur, menunjukkan dominasi di sejumlah cabang olahraga unggulan, seperti senam, angkat besi, panahan, dan renang. Raihan tersebut mempertegas efektivitas pembinaan berbasis sport science yang diterapkan secara konsisten selama masa kepemimpinan Muhammad Nabil.
Sport Science Jadi Tulang Punggung Pembinaan
KONI Jawa Timur, di bawah Nabil mengedepankan pendekatan ilmiah dalam pembinaan atlet. Teknologi analisis performa, pengaturan nutrisi, hingga metode pemulihan modern diterapkan untuk meningkatkan daya saing atlet sekaligus menekan risiko cedera.
Data dan riset ilmiah menjadi rujukan utama dalam menyusun program latihan, sehingga proses pembinaan berjalan lebih terukur, efisien, dan berorientasi jangka panjang.
Kesehatan dan Pendidikan Atlet Jadi Prioritas
Aspek kesehatan atlet juga mendapat perhatian serius. Program pemeriksaan kesehatan berkala diterapkan, disertai pendampingan medis serta fisioterapi modern selama masa persiapan dan kompetisi.
Di sisi pendidikan, KONI Jawa Timur mendorong atlet tetap menempuh pendidikan formal maupun nonformal. Kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur dilakukan untuk memberikan beasiswa kepada atlet berprestasi, agar karier olahraga tidak menghambat masa depan akademik.
Menyiapkan Atlet Purna Tugas Tetap Produktif
Kesadaran akan masa depan atlet setelah pensiun menjadi salah satu pembeda kepemimpinan Nabil. KONI Jawa Timur menginisiasi program pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan, serta pendampingan transisi karier bagi atlet purna tugas.
Langkah ini memperkuat posisi Jawa Timur sebagai provinsi yang tidak hanya mencetak juara, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia unggul dari dunia olahraga.
Terpilih Aklamasi, Bukti Soliditas Organisasi
Kepercayaan terhadap kepemimpinan Muhammad Nabil kembali ditegaskan melalui terpilihnya ia secara aklamasi sebagai Ketua Umum KONI Jawa Timur periode 2026–2030. Dukungan datang dari 38 KONI kabupaten/kota serta 75 cabang olahraga yang ada di Jawa Timur.
Dalam berbagai kesempatan, Nabil menegaskan bahwa kepemimpinannya merupakan kemenangan seluruh keluarga besar olahraga Jawa Timur, sejalan dengan motto “Jawa Timur untuk Indonesia Menuju Prestasi Dunia” yang menegaskan komitmen Jatim sebagai lumbung atlet nasional.
Jatim Kian Kokoh sebagai Barometer Olahraga Nasional
Berbagai capaian tersebut berdampak langsung pada posisi Jawa Timur sebagai salah satu penyumbang terbesar atlet untuk tim nasional Indonesia. Pembinaan yang sistematis dan tata kelola organisasi yang semakin modern menjadikan KONI Jawa Timur sebagai model pembinaan olahraga berkelanjutan di tingkat provinsi.
Kesimpulan
Di bawah kepemimpinan Muhammad Nabil, KONI Jawa Timur berhasil menjaga tradisi prestasi sekaligus melakukan transformasi organisasi. Keberhasilan di PON XXI Aceh–Sumatera Utara 2024 menjadi bukti nyata bahwa pendekatan sport science, perhatian pada kesehatan, pendidikan, serta masa depan atlet mampu memperkuat fondasi prestasi olahraga Jawa Timur dalam jangka panjang. (ega)


