SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Pemkot Surabaya menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan di Halaman Balai Kota Surabaya, Senin (10/11). Ribuan pasang mata, termasuk seribu warga yang diundang khusus, menyaksikan rangkaian acara yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, sebagai inspektur upacara.
Dalam kesempatan tersebut, Eri membacakan amanat dari Menteri Sosial Saifullah Yusuf, sebelum kemudian memimpin sesi pemberian penghargaan.
Penghargaan diberikan kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, insan yang berdedikasi dan berprestasi, perwakilan insan media, serta penyerahan sertifikat tanah aset. Suasana upacara semakin meriah dengan penampilan drumband yang memukau, sajian seni kisah Raden Sawunggaling, dan penampilan paduan suara.
Selepas upacara, Eri didampingi Wakil Wali Kota Armuji, Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani, serta jajaran Forkopimda, melanjutkan kegiatan dengan melakukan ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa. Ini sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada para pejuang bangsa.
Eri menekankan bahwa menanamkan nilai kepahlawanan bagi generasi muda Surabaya saat ini tidak cukup hanya melalui narasi konflik masa lalu. Ia menunjuk kisah Raden Sawunggaling sebagai teladan yang relevan.
“Sebagai contoh kisah Sawunggaling dapat menjadi teladan tentang pengorbanan yang tak pernah berhenti. Bukan hanya sebatas keberanian dalam pertempuran, tetapi juga dalam memiliki kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan,” tegasnya.
Eri juga mengingatkan seluruh warga Surabaya bahwa peringatan Hari Pahlawan adalah momentum untuk menyadari bahwa di dalam diri mereka mengalir darah para pahlawan. “Kita adalah pewaris semangat Bung Tomo dan Bung Karno yang lahir di kota ini. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua, sebagai warga Surabaya, untuk menjadi pahlawan di kehidupan sehari-hari,” ajaknya.
Wujud kepahlawanan masa kini, lanjut Eri adalah aksi nyata saling membantu, menolong yang kekurangan, membantu yang tidak mampu, dan menjadikan kelebihan yang dimiliki bukan sebagai alasan untuk sombong, melainkan sebagai sarana untuk bergotong royong. “Inilah cara kita saling menutupi kekurangan dan menjadikan kelebihan bersama sebagai kekuatan kita,” katanya.
Dengan semangat perjuangan, pengorbanan, dan kebijaksanaan yang diwarisi, secara khusus, Eri menyampaikan pesan kepada generasi muda, yang disebutnya sebagai garda terdepan pembangunan.
Ia mengajak pemuda untuk aktif menjadi bagian integral dari pembangunan Surabaya, sebab masa depan kota ini berada di tangan mereka. “Dengan keyakinan itu, saya optimis bahwa Surabaya akan menjadi jauh lebih baik di bawah peran aktif dan kepemimpinan generasi muda,” pungkasnya.(*)


