SURABAYAONLINE.CO, Malang – Berdasarkan hasil survei OECD/PISA 2022, 4 dari 10 remaja atau sekitar 35 persen siswa usia 15 tahun masih bingung menentukan rencana karir masa depan. Hal ini sebenarnya wajar, karena pada usia tersebut remaja sedang berada di tahap Identity vs Role Confusion, dimana mereka sedang mencari tahu siapa diri mereka dan peran apa yang cocok untuk masa depan.
Selain itu, survei Pew Research (2023) menunjukkan bahwa 95 persen remaja usia 13–17 tahun memiliki akses ke smartphone, dan sebagian besar menghabiskan waktu di platform seperti YouTube dan TikTok. Di satu sisi, teknologi membuka peluang eksplorasi diri tanpa batas, namun di sisi lain, penggunaan berlebihan dapat menimbulkan kelelahan digital dan menurunkan fokus belajar.
Dari latar belakang inilah, Ale-Ale, salah satu minuman rasa produksi Wings Food, kembali melanjutkan program edukatifnya bertajuk Ale-Ale Goes to School – Berani Berekspresi, Makin Juara! di lima sekolah SMP di Kota Malang. Melalui kegiatan talkshow edukatif dan ekskul competition, Ale-Ale ingin menginspirasi para remaja Indonesia untuk berani bereksplorasi, berekspresi, dan menemukan semangat juara versi diri sendiri.
“Kami percaya setiap anak memiliki potensi dan bakatnya masing-masing. Bahwa sekolah bukan hanya tentang nilai dan peringkat, tetapi juga tentang proses mengenal diri dan menjadi pribadi yang bahagia dan senang belajar. Melalui Ale-Ale Goes to School, sebisa mungkin kami membersamai hari-hari para remaja untuk memahami pentingnya mengenal diri,” ujar Product Manager Ready to Drink Beverages PT Wings Surya. Nancy Christina, Jumat (7/11).
Dalam sesi edukasi Ale-Ale Goes to School, para siswa juga diajak untuk menemukan superpower di diri. Setiap orang punya kecenderungan kepribadian dan minat kerja yang berbeda-beda. Psikolog Klinis Anak, Remaja dan Keluarga dari Langkahati Malang, Ayu Dewanti Putri, M.Psi., Psikolog, menjelaskan jenis-jenis minat yaitu investigatif, artistik, realistik, sosial, enterprise, dan konvensional.
Selain itu Ayu Dewanti mengajak remaja untuk memahami pentingnya digital balance, bagaimana mengatur waktu antara bermain gadget, belajar, dan istirahat, agar tetap produktif sekaligus bahagia. Ayu memberikan tips-tips kepada para remaja SMP-SMP di Malang bagaimana menggunakan gadget dengan bijak.
Psikolog Ayu Dewanti Putri mengatakan bahwa sangat dimungkinkan ada remaja yang merasa kewalahan yang begitu berat secara emosional sehingga terjadi beberapa perubahan perilaku atau yang bisa disebut school burnout.
Sementara itu, Kepala SMPN 15 Malang Suwaiba mengapresiasi Ale-Ale yang telah bermitra dengan SMPN 15 dalam kegiatan Ale-Ale Goes to School. “Ini adalah wujud kepedulian dari sebuah perusahaan untuk anak-anak remaja. Luar biasa Ale-Ale sudah memberi kesempatan pada anak-anak untuk berkegiatan, berekspresi, dan bagaimana seharusnya menjadi anak muda. Sehingga ini bermanfaat bagi anak-anak dalam meraih masa depan,” ujar Suwaiba dalam sambutannya.
Melalui program Ale-Ale Goes to School Berani Berekspresi, Makin Juara ini, Ale-Ale ingin membersamai remaja Indonesia dalam perjalanan menemukan jati diri mereka, dengan kesegaran, keberanian, dan rasa percaya diri untuk jadi juara versi diri sendiri. “Pelan-pelan kenali diri, terus eksplorasi, karena di sanalah perjalananmu dimulai. Ale-Ale selalu siap menyegarkan langkahmu!” tutup Nancy.(*)


