SURABAYAONLINE.CO – Malam di Dusun 4 Sungai Putih kini tak lagi hanya diterangi lampu minyak dan deru genset. Dalam waktu dekat, cahaya listrik dari Program Listrik Desa (Lisdes) akan benar-benar menerangi rumah-rumah warga yang selama hampir satu dekade menanti.
“Hampir 10 tahun kami menunggu, Alhamdulillah akhirnya akan terang juga. Terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo dan Menteri ESDM,” ucap Rosidin, Kepala Desa Bandar Jaya, dengan mata berbinar.
Baginya, kehadiran listrik bukan sekadar penerangan malam hari, tapi simbol kehadiran negara di pelosok negeri. Anak-anak bisa belajar lebih lama, pelaku UMKM bisa menambah jam produksi, dan warga bisa menekan biaya bahan bakar untuk genset yang selama ini mencapai Rp25 ribu per malam.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) terus memperluas akses listrik hingga ke desa-desa terpencil. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa terang listrik adalah hak setiap warga negara, tanpa kecuali.
“Target Bapak Presiden Prabowo yang kami terjemahkan dalam kebijakan adalah penyelesaian pemerataan listrik di seluruh Indonesia pada 2029–2030,” ujar Bahlil saat meninjau progres Program Lisdes dan penyalaan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Kamis (16/10).
Program Lisdes 2025 menargetkan pembangunan infrastruktur kelistrikan di 1.285 desa di seluruh Indonesia. Pemerintah menegaskan, meski pembangunan di daerah terpencil sering kali tidak menguntungkan secara bisnis, negara wajib hadir demi keadilan sosial.
PLN Siap Terangi 1.285 Desa Hingga Akhir 2025
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan pihaknya siap menjalankan amanat pemerintah untuk menghadirkan terang di seluruh pelosok negeri, termasuk wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Melalui listrik, perubahan besar dapat terjadi bagi masyarakat. Dari peningkatan taraf hidup, pertumbuhan ekonomi desa, hingga pembukaan lapangan kerja baru,” tegas Darmawan.
Untuk menyalakan listrik di 1.285 desa tahun ini, PLN akan membangun 4.770 kilometer sirkuit (kms) jaringan tegangan menengah, 3.265 kms jaringan tegangan rendah, dan 94.040 kilovolt ampere (kVA) gardu distribusi.
Dari pembangunan ini, lebih dari 77 ribu keluarga akan menikmati listrik untuk pertama kalinya.
Di Sumatera Selatan, terdapat 11 desa yang menjadi bagian dari Program Lisdes Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2025. Sebanyak tujuh desa di Musi Banyuasin akan segera merasakan terang listrik, di antaranya Desa Bandar Jaya, Epil Barat, Kepayang, Mangsang, Muara Merang, Pangkalan Bulian, dan Sako Suban.
Salah satu warga, Rohiya, tak bisa menyembunyikan haru. Selama ini ia mengandalkan genset yang hanya bisa menyala tiga jam per malam.
“Kalau sedang tak punya uang, ya gelap-gelapan. Semoga proses pemasangan listrik ini lancar, agar kami bisa hidup lebih nyaman,” tuturnya.
Harapan Baru dari Terangnya Negeri
Program Listrik Desa bukan hanya soal kabel dan tiang listrik. Ia adalah cahaya harapan, simbol keadilan energi, dan bukti nyata bahwa pembangunan tak hanya milik kota besar.
Ketika listrik akhirnya menyala di rumah-rumah kecil di Sungai Putih, suara tawa anak-anak yang belajar di bawah cahaya lampu akan menjadi tanda: Indonesia makin terang, dari desa hingga kota.