SURABAYAONLINE.CO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenang peristiwa duka runtuhnya mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo dalam Upacara Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/10/2025).
Dalam amanatnya sebagai inspektur upacara, Gubernur Khofifah menekankan tanggung jawab besar pemerintah terkait insiden tersebut. Ia secara tegas mengingatkan, bahwa merupakan tugas Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menjamin dan memastikan bahwa semua institusi pendidikan memiliki lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
“Peristiwa ini adalah duka mendalam bagi kita semua sekaligus mengingatkan kita akan tanggung jawab besar untuk menjamin lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi setiap santri dan pelajar di Jawa Timur,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/10/2025).
Selain itu, Khofifah mengajak seluruh peserta upacara dan tamu undangan yang hadir untuk memanjatkan doa bagi korban santri di musibah Al Khoziny, agar mereka berpulang dengan tenang dan husnul khatimah.
“Semoga mereka yang dipanggil ke haribaan Allah SWT mendapat tempat mulia di sisi Allah, dipanggil dalam keadaan syahid, Aamiin,” terang Khofifah.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada semua unsur terlibat dalam penanganan musibah runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Dalam kesempatan itu juga, Khofifah menyematkan tanda penghargaan dan penghormatan kepada Basarnas, BNPB, dan institusi kepolisian Polda Jawa Timur serta unsur tenaga medis.
“Izinkan kami juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya Kepada Basarnas kepada BNPB Seluruh jajaran TNI seluruh jajaran Polri, dan seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat luas atas dedikasi tanpa batas selama proses penanganan dan evakuasi. Dan sampai saat ini identifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur juga masih tetap berlangsung,” tutupnya.
Seperti diketahui, musibah runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo itu terjadi dan menimbulkan puluhan korban jiwa pada sore Senin (29/9/2025), saat ratusan santri sedang menunaikan salat ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan.
Berdasarkan data Basarnas hari Selasa (9/10/2025), total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 171 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 67 orang meninggal dunia, di mana delapan di antaranya masih berupa potongan tubuh.
Sementara itu, dari 67 orang korban yang ditemukan meninggal dunia, baru 51 yang berhasil teridentifikasi identitasnya oleh Tim DVI Polda Jawa Timur. (adv)