SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Sudah ditolong malah membalas mencuri. Hal itu yang dilakukan oleh Hudi Prayitno, warga Kedung Tarukan Baru. Bapak satu anak ini nekat mencuri beberapa barang milik juragannya. Salah satu adalah sangkar burung berharga Rp 25 juta.
Aksi pencurian sangkar burung jenis ukuran Naga Raja dilakukan oleh Hudi Suprayitno ini baru diketahui pada Selasa (22/7). Sang juragan, pasutri Ludfi dan Fitri warga Jalan Karang Menjangan I A mengetahui bahwa sangkar burung hilang. Kemudian dilakukan pemanggilan terhadap Hudi Prayitno dan dimediasi di kantor RT setempat.
Mediasi yang dilakukan pada Rabu (23/7) dengan maksud agar Hudi Prayitno mengakui perbuatanya ternyata gagal. Sehingga warga meminta bantuan pihak Polsek Gubeng untuk melakukan penangkapan. Saat Polsek Gubeng menginterogasi, akhirnya Hudi Prayitno mengaku benar telah mencuri sangkar burung milik Ludfi.
Kanit Reskrim Polsek Gubeng Ipda Dwi Santoso membenarkan penangkapan tersebut. “Benar ada tangkapan dari warga terhadap seseorang yang diduga mencuri sangkar burung. Dari situ kami masih melakukan pemeriksaan kepada pelaku. Pelaku pengaku bahwa dia selain mencuri sangkar juga pernah mencuri handphone milik majikan,” ujarnya, Jumat (25/7).
Sedangkan korban Ludfi memberikan keterangan bahwa dirinya kurang memastikan hilangnya sangkar burung itu kapan. Namun pada Selasa (22/7), saat dirinya pulang kerja sebagai karyawan Indosat di Bekasi, Jawa Barat, dia baru sadar bahwa sangkar burung senilai Rp 25 juta yang disimpan ternyata telah raib.
“Saya baru sadar bahwa sangkar burung yang berukiran naga dengan bahan kayu cuanki telah saya simpan di lantai 2 rumah. Dan saat pulang kaget bahwa sangkar itu tidak ada di tempat. Saya kebingungan di mana sangkar itu?. Saya tanyakan kepada istri dan memberikan keterangan bahwa selama ini yang keluar masuk rumah adalah Hudi Prayitno,” ujar Ludfi, Jumat (25/7).
Hudi Prayitno diberi pekerjaan oleh Fitri untuk mendorong gerobok penjualan minuman. Aksi yang dilakukan saat rumah korban tidak ada orang. “Kemungkinan pelaku itu ambil sangkar saat setelah mendorong gerobak ke Pasar Karangmenjangan. Nah, setelah istri saya menjaga gerobak penjualan minuman, kemudian pelaku pulang dan mampir ke rumah saya untuk mengambil sangkar,” tanbah Ludfi.
Sangkar burung berbahan baku kayu cuanki merupakan kayu langka dan berkategori bahan mewah. Dimana kelebihan kayu ini mempunyai serat keras tahan patah. Meski bobot bahan kayu uanki tergolong berat namun tidak tenggelam saat berada di air.
“Sangkar burung itu salah satu koleksi yang saya simpan dengan hati hati. Untuk motifnya unik ada ukiran naga sisi atas dan bawah sangkar dan bahannya kayu langka, sehingga saya beli dari teman seharga Rp 25 juta. Dengan hilangnya barang berharga itu saya gak terima. Saya memohon pihak berwajib menemukan sekarang sangkar itu dijual kemana,” tutup Ludfi.(*)