SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyalurkan dukungan penuh terhadap langkah strategis Pemkot Surabaya dalam mewujudkan zona kuliner yang higienis dan aman. Hal ini dibuktikan melalui kegiatan bertajuk Training Peningkatan Kapasitas Pengetahuan Higiene Sanitasi Makanan bagi Pengelola atau Penanggung Jawab dan Penjamah Makanan yang digelar di Auditorium Gedung Research Center ITS selama dua hari, mulai Kamis (24/7).
Mewakili Wali Kota Surabaya, Staf Ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Bisukma Kurniawati menyambut baik pelatihan ini. Bisukma menekankan, makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat dan wisatawan harus terjamin bersih, sehat, dan layak konsumsi. “Maka dari itu, mari bersama-sama menjaga mutu makanan dan kuliner untuk mewujudkan kawasan kuliner unggulan Kota Surabaya,” ajaknya.
Bisukma juga mengungkapkan, pelatihan ini menjadi wujud kerja sama yang nyata antara pemerintah kota, pelaku usaha, organisasi masyarakat, hingga institusi perguruan tinggi. Nantinya, melalui pelatihan ini para penjamah dan pengelola makanan akan dipersiapkan menjadi garda terdepan penjaga kualitas pangan. “Ini adalah momentum penting dalam meningkatkan daya saing kuliner Kota Surabaya yang lebih sehat, aman, dan berkelas,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor ITS Bambang Pramujati juga menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi komitmen ITS dalam meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, khususnya pelaku usaha makanan. Sebelumnya, ITS secara aktif telah mendukung kegiatan usaha masyarakat melalui berbagai bentuk pengabdian. “Salah satunya, pada 2024 lalu ITS telah mendampingi sertifikasi halal untuk 1.000 pelaku usaha,” paparnya.
Bambang menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pengabdian ini, ITS selalu mengintegrasikan syariah-syariah agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasilnya, produk yang disajikan kepada masyarakat telah memenuhi standar keamanan dan kebersihan makanan. “Pelatihan ini akan memberikan manfaat, inspirasi, dan motivasi bagi pelaku usaha untuk memberikan pelayanan terbaik,” ungkap Guru Besar Teknik Mesin ITS ini.
Melanjutkan pemaparan, Kepala Pusat Kajian Halal ITS Setiyo Gunawan membeberkan bahwa pelatihan ini diikuti sebanyak 214 pelaku usaha makanan dari berbagai sektor. Di antaranya adalah pedagang kantin perguruan tinggi, sentra wisata kuliner (SWK), pasar daging, dan pelaku rumah makan. “Pelatihan hari ini adalah bagian dari ikhtiar yang sistematis dalam mewujudkan standar pelayanan pangan yang lebih baik,” tuturnya.
Lelaki yang akrab disapa Gunawan itu mengungkapkan, pelatihan ini hadir untuk membantu pemerintah dan para pelaku usaha dalam mewujudkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021. Dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa pengelola dan penjamah makanan wajib memiliki pengetahuan dan kompetensi dasar mengenai higienitas dan sanitasi.
Lebih lanjut, untuk mewujudkan tujuan tersebut sederet materi dihadirkan dalam pelatihan bersama dengan para pemateri terbaik yang ahli di bidangnya. Gunawan menyebutkan, peserta akan mendapatkan pengetahuan terkait kebijakan, pemeliharaan lingkungan dan peralatan pangan, proses produksi makanan, hingga risiko dan penanganan penyakit.(*)