SURABAYAONLINE.CO, Surabaya – Memasuki tahun ajaran baru, Pemkot Surabaya menekankan pentingnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang gembira, ramah, dan bebas dari perundungan (bullying). Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, secara tegas menginstruksikan seluruh sekolah menciptakan suasana MPLS yang menyenangkan dan penuh kasih sayang.
“Karakter anak-anak ini akan dimulai dari MPLS, sehingga suasana yang gembira dan nyaman akan membuat siswa betah di sekolah. Sementara pengalaman negatif di awal justru dapat membangun rasa tidak percaya diri pada diri siswa. Di situlah disiapkan sekolah yang penuh rasa kasih sayang, penuh rasa gembira, penuh dengan rasa agama,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (15/7).
Eri Cahyadi juga menegaskan kembali komitmen Pemkot Surabaya terhadap jam sekolah hingga pukul 12.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan program pengembangan bakat, minat, dan kebangsaan hingga pukul 14.00 WIB. Hal ini bertujuan untuk memastikan kenyamanan siswa dalam belajar akademik. Sekaligus membentuk karakter mereka agar mampu berinteraksi dengan lingkungan secara positif.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan bahwa program anti- perundungan dan toleransi menjadi fokus utama dalam MPLS. “Anti- perundungan dan toleransi itu kan sudah kita terapkan sebenarnya dari periode yang kemarin-kemarin. Bagaimana siswa saling membantu di sekolah, tanpa memandang agama, status sosial, atau latar belakang lainnya,” kata Yusuf.
Menurut Yusuf, fenomena perundungan terjadi karena kurangnya keberanian anak untuk mengungkapkan pendapat, menolak hal yang tidak benar, atau memberitahukan jika ada sesuatu yang tidak beres. Oleh karena itu, Dispendik mendorong penguatan karakter “wani” atau berani pada siswa. Yaitu berani berpendapat, berani bicara, berani memberitahu, dan berani menolak jika ada hal yang tidak benar.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi adanya praktik-praktik perundungan diperkuat dengan adanya Satuan Tugas (Satgas) Anti- Perundungan di setiap sekolah. Satgas melibatkan berbagai elemen. Termasuk OSIS, Organisasi Pelajar (Orpes), dan unit seperti UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Selain itu, kakak-kakak kelas juga akan mengenalkan berbagai ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Mereka diberikan pilihan untuk mengembangkan minat dan bakatnya.“Dengan adanya satgas ini, diharapkan tidak ada lagi kasus perundungan yang terjadi,” harapnya.
Terakhir, Yusuf mengatakan bahwa MPLS yang bertema Sekolahku, Rumahku, Guruku, Orang Tuaku ini bertujuan untuk membentuk karakter, mengenalkan lingkungan sekolah, dan membangun interaksi positif antar siswa baru dengan kakak kelas.“Kami berharap MPLS yang akan berjalan satu minggu ini, menjadi awal masuk sekolah yang menyenangkan bagi para siswa dan bebas dari bullying,” pungkasnya.(*)