SURABYA ONLINE.CO, Jombang – Ada empat mahasiswa yang berasal dari tiga negara berbeda, yakni Singapura, Vietnam, dan Amerika Serikat. Keempat mahasiswa ini juga didampingi seorang dosen pembimbing dari Amerika Serikat.
Kedatangan empat mahasiswa asing ini bertujuan untuk melakukan riset tentang perkembangan UMKM yang ada di Indonesia. Salah satunya, Galeri Pesona Batik Jombang milik Nunuk Rachmawati yang berlokasi di Jalan Jambu, Kecamatan Jombang, pada Selasa (14/3). Tamu tersebut adalah mahasiswa dari University Southern California Amarika Serikat.
Dalam kunjungan ini, mereka mendapat penjelasan mengenai perkembangan batik dan diberi pemahaman tentang sejarah serta makna dari batik khas Jombang. Usai melihat dan memahami jenis batik yang ada di galeri, keempat mahasiswa mancanegara itu juga belajar membatik mulai dari mencanting, menyolet, hingga tahap mewarnai dengan penuh semangat sekalipun sempat terkena pewarna batik.
Ketua Umum OK OCE Ina Makmur Joko Dwitanto menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan penelitian terapan dari kampus USC. USC ingin mengetahui bagaimana kendala yang dialami oleh pelaku UMKM di Indonesia. Terutama UMKM yang berada di bawah naungan OK OCE.
“Dari hasil penelitian ini, mereka akan menganalisis dan mencarikan solusi. Nantinya bisa menjadi pertimbangan sebagai upaya perbaikan perkembangan UMKM yang ada di Indonesia,” kata Joko Dwitanto.
Kegiatan ini merupakan studi banding Global Applied Research University of Southern California (USC) yang bekerja sama dengan OK OCE Indonesia dan OK OCE Ina Makmur.
Sementara itu, pemilik Pesona Batik Jombang Nunuk Rachmawati mengaku bangga bisa kedatangan mahasiswa dari luar negeri yang mau belajar membatik di tempatnya.
“Alhamdulillah seneng, bisa mengenalkan batik Jombang ke orang luar negeri,” ungkap Nunuk.
Menurutnya, batik bukan sebuah pakaian sembarangan. Namun, batik merupakan sebuah identitas bangsa Indonesia. Sebab, batik merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dikembangkan hingga akhir hayat.
“Suka dengan batik, karena mulai nenek merupakan seorang pembatik. Akhirnya senang dan kepingin melestarikannya,” jelasnya.
Berkat ketekunannya menggeluti usaha batik, kini wanita yang akrab disapa Nunuk itu sudah merasakan hasil yang memuaskan. Setidaknya dalam sebulan omzetnya sudah menghasilkan puluhan juta rupiah. Bahkan pemasarannya sudah menembus pasar mancanegara. (*)


