SURABAYAONLINE.CO – Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur menggelar Pelatihan Membuat Kemasan Menarik yang bertempat di Klinik K-UKM BDC Jatim, Jumat (24/2).
Acara ini diadakan dalam rangka penguatan usaha KUKM melalui pemasaran digital. Sebagai pemateri adalah Nashrullah Hasin dari CV. Zona Grafika Multikarya Kabupaten Mojokerto sekaligus CEO dari rumah besar kemasan serta founder dari Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia (LPK-UKMI) untuk menyampaikan materi kepada kurang lebih 25 peserta pelaku UMKM yang hadir.
Mengawali materi, Nashrullah menyampaikan pentingnya membuat kemasan produk yang menarik dan kreatif khususnya di era digital seperti saat ini. Karena selain fungsi utamanya sebagai pelindung produk, kemasan yang menarik juga dapat sekaligus menjadi sarana branding yang bisa membantu meningkatkan omset penjualan, “jadi saat produk kita dipasarkan secara luas dan berdampingan dengan produk lain di pasar, ia bisa meyakinkan konsumen dan menjual dirinya sendiri, hal ini didukung oleh keunggulan kemasannya yang terlihat lebih menarik daripada produk di sebelahnya”, kata Nashrullah.
Dalam kemasan, Nashrullah menuturkan ada empat komponen utama yang wajib terstandarisasi dalam kemasan. Pertama merupakan soal merk usaha itu sendiri. Merk usaha haruslah terkonsep aman dan unik. Aman yakni berarti tidak memiliki kesamaan dengan nama merk di kelas yang sama yang sudah ada dan unik yang berarti tidak identik dengan kompetitor. Selain keunikan, Nashrullah juga menyarankan agar pelaku UMKM membuat merk yang dapat sekaligus menggambarkan image usaha. “Contohnya seperti brand kosmetik Wardah. Hanya dengan mendengar namanya sudah bisa membangun persepsi kita tentang produk untuk wanita muslimah. Jadi buatlah merk yang dapat menggambarkan karakter produk sekaligus,” ungkap Nashrullah.
Komponen selanjutnya ialah sesuai fungsi utama kemasan, yakni keamanan. Konsumen tentu menginginkan jaminan keamanan produk di dalamnya melalui kemasan yang berkualitas. Yakni mulai dari sifatnya yang tidak beracun, melindungi produk dari kotoran, serta fisik pengemasan yang tahan retak, gesekan, perubahan suhu, cuaca, dan kelembapan.
Komponen ketiga adalah konsep desain kemasan. Nashrullah menuturkan kemasan produk terbaik bukan dilihat dari desain yang bagus semata namun juga yang mampu menyampaikan pesan pada konsumen. “Saat berbelanja konsumen hanya memiliki waktu sekian detik untuk melihat ke arah produk kita. Oleh karena itu, penting untuk membuat kemasan yang dapat menarik pelanggan secara emosional,” ujarnya. Komponen keempat yaitu labelisasi. Nashrullah mengungkapkan data bahwa hampir 95 persen KUKM belum menerapkan penulisan yang lengkap dalam labelisasi kemasannya. Seperti unsur nama dagang, jenis produk, komposisi, alamat pabrik, kode produksi, tanggal kadaluarsa, logo halal, nomor P-IRT/BPOM, dan sebagainya.
Menutup acara, Nashrullah berpesan agar pelaku UMKM yang hadir dapat mengkonsep kembali kemasan produknya dengan matang. Karena mendesain kemasan bukan hanya sekedar urusan keren secara grafik, namun juga soal memvisualisasikan strategi branding di dalamnya. “Akhir kata, jika ingin sekedar mendapatkan pembeli kita bisa menjual produk dengan kemasan seperti biasa. Tetapi jika ingin memperoleh seorang pelanggan, maka kemasan yang menarik bisa menjadi sarana marketing gratis yang mengikat konsumen,” pungkas Nashrullah.