SURABAYAONLINE.CO – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengembangkan usahanya dan menyasar ekspor di negara-negara nontradisional.
Zulkifli Hasan menyatakan, kegiatan ekspor di negara-negara Benua Amerika dan Eropa saat ini tengah melambat akibat kondisi geopolitik serta ancaman resesi global.
Namun, negara-negara nontradisional di kawasan Asia Selatan, seperti Bangladesh, Pakistan, dan India, memiliki potensi perdagangan yang sangat besar bagi pelaku usaha di Tanah Air.
“Karena barang-barang ini stagnan, maka kita harus menyasar ke negara nontradisional. Ini cocok sekali dengan UMKM,” kata Zulkifli Hasan dalam acara Legendary Brand Festival dikutip dari laman resmi Kementerian Perdagangan di Jakarta, Sabtu (25/2).
Zulkifli Hasan menjelaskan, Indonesia mengalami surplus transaksi perdagangan dengan Bangladesh sebesar USD2 miliar, Pakistan USD3 miliar, dan India USD9 miliar.
Selain Asia Selatan, kata Zulkifli Hasan, negara-negara lain yang potensial untuk dijadikan mitra dagang yakni di kawasan Afrika dan Timur Tengah.
Zulkifli Hasan menyebut, populasi negara-negara nontradisional tersebut mencapai hampir 3,5 miliar jiwa, sehingga membuka peluang besar bagi produk-produk dalam negeri.
“Daya beli di sini sangat tinggi. Sungguh kehilangan yang cukup besar apabila tidak dimanfaatkan pengusaha dari Indonesia,” ungkap Zulkifli Hasan.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menuturkan, umumnya negara-negara nontradisional juga tidak meminta syarat yang berat untuk dipenuhi dalam hal kesepakatan jual beli, seperti yang biasa dilakukan oleh negara di Amerika atau Eropa.
Zulkifli Hasan mencontohkan, negara di Asia Selatan tidak menuntut untuk dilakukan transaksi ekspor barang ke Indonesia meski negaranya mengimpor barang dari Indonesia.
“UMKM Indonesia jual ke sana enggak cerewet. Kalau Barat cerewet sekali kalau kita jual sama mereka, mereka juga minta jual apa ke kita,” ujarnya.
Menurut Zulkifli Hasan, Kementerian Perdagangan turut membantu membuka akses transaksi ekspor ke negara-negara tersebut agar biaya logistik tetap murah. Cara itu dilakukan melalui perjanjian dagang dengan beberapa negara sebagai lokasi pengumpan (hub) barang-barang ekspor yang selanjutnya diteruskan ke negara-negara tujuan.
“Ke Timur Tengah itu bisa lewat Uni Emirat Arab, selanjutnya bisa ke Asia Selatan atau Afrika,” pungkasnya.