SURABAYAONLINE.CO, Jakarta – UMKM kini bisa memanfaatkan bandara-bandara di bawah naungan PT Angkasa Pura II (AP Persero) untuk promosi dan pemasaran produknya. Salah satunya adalah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia.
Setiap bandara AP II menyediakan area untuk promosi dan pemasaran produk UMKM. Pada tahun ini AP II menjalankan konsep baru dalam pengembangan UMKM.
“Mitra binaan UMKM mendapat dukungan tambahan untuk promosi dan pemasaran produk secara gratis di Gerai Nusantara yang terletak di Terminal 3 Bandara Soetta,” jelas Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.
Program pembiayaan, serta promosi dan pemasaran UMKM dari berbagai provinsi secara gratis di Bandara Soetta merupakan salah satu upaya mewujudkan inklusivitas bagi UMKM. Muhammad Awaluddin mengatakan bahwa dukungan pembiayaan hingga perluasan promosi dan pemasaran tersebut diharapkan dapat mengakselerasi UMKM untuk naik kelas.
Menurut dia, AP II selama ini telah menjalankan program terintegrasi dari hulu hingga hilir. Upaya ini untuk mendorong UMKM naik kelas mulai dari inkubasi, pelatihan, pembiayaan, pendampingan, hingga promosi dan pemasaran produk. Program ini menjangkau UMKM yang terletak di 17 provinsi di mana bandara-bandara AP II beroperasi.
“Kami berharap, promosi dan pemasaran produk UMKM dari 17 provinsi di Bandara Soetta akan mengakselerasi UMKM untuk naik kelas. Gerai Nusantara merupakan area khusus di Terminal 3 yang kami dedikasikan untuk pengembangan UMKM,” jelasnya.
Area Gerai Nusantara cukup luas dan sangat mendukung konsep airport mall UMKM dan tepat dijalankan di Terminal 3 yang sudah memiliki konsep sebagai mall,” ujar Awaluddin.
Adapun luas Gerai Nusantara Terminal 3 terbentang di area kedatangan domestik. Mulai dari pintu keluar baggage claim area hingga ke arah luar gedung terminal, area penjemputan, Plaza Terminal 3, Smile Center, dan gedung parkir kendaraan roda empat.
Pada 2022, AP II menjalankan program pendanaan untuk UMKM dengan nilai sekitar Rp 41, 53 miliar kepada lebih dari 600 mitra binaan. Mereka bergerak di sektor usaha industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan jasa.(*)