SURABAYAONLINE.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menjalin sejumlah kesepakatan dengan pengusaha Malaysia. Selain kerjasama di sektor perdagangan, Kadin Jatim juga berhasil memperkuat kerjasama di bidang ketenagakerjaan dan pariwisata.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menegaskan, Kadin Jatim akan menyiapkan tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan Malaysia.
“Saat ini Malaysia butuh skill worker di sektor konstruksi sekitar 21 ribu tenaga kerja, nah itu akan kita penuhi. Bersama Kadin Institute akan kita siapkan tenaga kerja yang terampil dan bersertifikasi BNSP,” ujar Adik Dwi Putranto saat pertemuan dengan Secetary Gerenal Dewan Perniagaan dan Perindustrian Kebangsaan Malaysia atau Kadin Malaysia Michael Chai.
Seperti diketahui, puluhan pengusaha Jatim sejak Senin (19/12) hingga Rabu (21/12) mengikuti Misi Dagang dan Investasi ke Malaysia bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Lebih lanjut ia mengatakan, Kadin selama ini memang gencar melakukan peningkatan kualitas SDM dan tenaga kerja melalui pelatihan dan sertifikasi. Langkah ini dilakukan agar tenaga kerja Indonesia bisa bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri.
Tidak hanya tenaga kerja dalam negeri, tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri juga harus ditingkatkan.
Sebelumnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dikirim ke Malaysia terbanyak masih di sektor Asisten Rumah Tangga (ART) dengan gaji rata-rata Rp 4 juta per bulan yang disesuaikan dengan besaran upah minimum di Malaysia. Namun kondisi tersebut sedikit demi sedikit harus diubah.
“Yang skilled worker ini harus ditingkatkan agar tenaga kerja kita dihargai di negeri orang,” tandasnya.
Selain ini, lawatan ke Malaysia tersebut juga digunakan Adik untuk menarik investasi dari Malaysia ke Jatim.
“Kalau investasi, yang kami tawarkan adalah sektor pariwisata, khususnya untuk Sport Tourism dan Medical Tourism. Kita punya Ijen di Banyuwangi dan kita juga punya Gilli Iyang di Sumenep yang memiliki oksigen terbersih ke dua di dunia. Itu kita tawarkan. Apalagi selama ini, banyak sekali wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia,” jelas Adik.
Terkait kerjasama perdagangan, ia mengatakan cukup bagus. Malaysia juga merupakan mitra dagang Jatim yang sangat potensial.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, ekspor Jatim ke Malaysia pada tahun ini, dari Januari hingga November mencapai sekitar USD 1,708 miliar, menjadi negara tujuan ekspor terbesar dibanding ke negara ASEAN lain.
Nilai tersebut naik sekitar 20,44 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama sebesar USD 1,418 miliar.
“Kerjasama sektor perdagangan ini harus terus ditingkatkan. Saat misi dagang kemarin, Jatim berhasil membukukan transaksi sekitar Rp 4,87 miliar, pencapaian yang sangat bagus yang nantinya akan bisa berdampak positif terhadap kinerja ekonomi kita,” pungkasnya.