SURABAYAONLINE.CO – UNESA kembali membawa kabar bahagia. Lantaran Tim dari Jurusan Sendratasik UNESA dengan nama “Aliansi Masyarakat Anti Perundungan dan Kekerasan Seksual (Aman Kesal)” yang mewakili Polda Jatim berhasil mengamankan juara satu nasional dalam Lomba Orasi Unjuk Rasa Piala Kapolri yang diselenggarakan Mabes Polri di Jakarta pada Jumat (10/12/21).
Lewat kemasan orasi dan pilihan isu yang diangkat, tim yang terdiri dari 13 mahasiswa itu mengantongi 3.458 poin dari dewan juri dan mengalahkan tim dari provinsi lainnya di babak Grand Final.
Mereka menerima penghargaan berupa Piala Kapolri, satu unit sepeda motor dan uang tunai senilai Rp 175 juta yang diserahkan langsung oleh Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. Mereka juga mendapat apresiasi dari Kapolda Jatim berupa uang senilai Rp 50 juta.
Kegiatan lomba tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Mabes Polri dalam memperingati Hari Hak Asasi Manusia 2021.
Kapolri mengapresiasi penampilan seluruh tim yang berorasi di Tugu Proklamasi, Jakarta.
“Semuanya bagus-bagus. Sampai juri bingung menentukan yang paling bagus,” tuturnya.
Listyo melanjutkan, lomba tersebut merupakan salah satu cara memperingati Hari HAM. Maksudnya secara tidak langsung untuk menegakkan HAM di Indonesia.
Selain itu, dalam sistem demokrasi, menyampaikan apresiasi dan protes itu penting. Namun, cara-cara penyampaiannya juga harus diperhatikan agar tidak menimbulkan kerusakan, baik bagi pemrotes ataupun bagi aparat.
Di kompetisi tersebut, peserta juga mengedukasi masyarakat bagaimana cara berorasi yang efektif. Sementara di sisi lain, petugas sebagai pengawal massa aksi juga bisa memahami bagaimana memposisikan diri saat berhadapan dengan kegiatan unjuk rasa di lapangan.
“Sesuai peraturan, apabila ada kegiatan unjuk rasa berlangsung, maka kewajiban bagi anggota Polri untuk mengamankan agar pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum terselenggara dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Tim Aman Kesal, Arif Hidajat, S.Sn., M.Pd., terharu dengan capaian mahasiswanya. Sebab, persiapannya terbilang sebentar dan langsung dengan penuh percaya diri mengikuti lomba yang sama di tingkat Polda Jatim.
Sejak awal, meski agak mendadak, mereka tidak ingin tampil biasa. Namun harus tampil berkesan dengan sentuhan isu yang berbeda. Kemasan orasi dipadukan dengan aksi pantomim, teater dan humanoid.
Selain itu, isu yang diangkat adalah yang sedang hangat-hangatnya di jagad maya; perundungan dan kekerasan seksual. Itu tercermin dalam nama tim dan narasi orasi yang disajikan.
“Pemilihan isu tidak sembarang, tetapi lewat berbagai pertimbangan dan visi-misi tim mengikuti lomba tersebut,” terang Arif.
Tim Aman Kesal merupakan perwakilan Polda Jatim, di lomba yang sama pada 5 Desember 2021 di Mapolda Jatim, Aman Kesal keluar sebagai juara pertama dan menyingkirkan puluhan tim lainnya.
Syina, salah satu anggota tim menjelaskan bahwa motivasi terbesar mengikuti lomba tersebut yaitu sebagai ‘ibadah teater’. Selain itu, ingin mendapat pengalaman orasi dan demonstrasi yang baik dan efektif.
Lewat aksi dan orasinya, mereka menyampaikan pesan-pesan akan kondisi yang harus diperhatikan bersama, yaitu kasus perundungan dan kekerasan seksual yang belakangan ini marak terjadi.
Menurutnya, orasi tidak semata-mata bermain kata, tetapi juga bisa menyampaikan pesan lewat berbagai aksi dan ‘pertunjukan’. Aksi yang efektif itu tidak selalu berbau fisik apalagi anarkis.
“Kami ingin tunjukkan cara-cara alternatif dalam berorasi dan demonstrasi serta bagaimana menyampaikan aspirasi yang baik dan etis. Salah satunya dengan kemasan yang kami tunjukan dalam lomba ini,” pungkasnya.