SURABAYAONLINE.CO – Kamu yang sekarang membaca tulisan ini pasti pernah mengalami stres, emosi tidak stabil hingga overthingking. Kondisi tersebut tidak hanya muncul akibat perasaan yang direspon oleh otak hingga menghasilkan reaksi yang beragam.
Karena mungkin saja, perasaan cemas dan pikiran negatif lainnya berasal dari apa yang sebenarnya sepele namun ternyata memiliki efek penting yang belum diketahui sebelumnya.
Sebut saja, makanan. Makanan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh tubuh. Tidak hanya itu, ternyata pola makan memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental dari seseorang.
Gut-mind Connection merupakan hubungan antara usus dengan otak. Dimana saraf dalam usus memiliki hubungan dengan saraf yang berada di otak. Sehingga menurut banyak peneliti, usus atau sistem pencernaan bisa disebut sebagai “otak kedua” manusia, dikutip dari laman mindbodygreen.
Usus disebut sebagai otak kedua karena dilapisi sekitar 100 juta neuron. Pada dasarnya sel saraf yang sama juga terdapat dalam otak.
Sistem pencernaan dalam tubuh berkomunikasi langsung dengan otak. Hal ini terjadi karena neuron yang terdapat dalam usus dan otak saling “berbicara” satu sama lain, berbagi informasi tentang fungsi dari waktu ke waktu.
Hubungan diantara usus-otak ini mengakibatkan adanya masalah emosional dan psikologis yang sering muncul sebagai gangguan pencernaan. Hal ini dapat dijelaskan melalui rasa mual hingga masalah pencernaan lainnya yang timbul saat merasa stres, emosi yang tidak stabil dan overthingking.
Bahkan menurut beberapa penelitian, seseorang yang sering mengkonsumsi gula rentan mengalami depresi. Begitu pula, gangguan kecemasan yang terjadi menurut penelitian ilmiah disebabkan oleh bakteri usus yang tidak sehat.
Pada tahun 2019, tim peneliti dari Eropa menganalisis bakteri yang terdapat pada usus seseorang yang depresi dengan membandingkan bakteri usus yang terdapat pada seseorang yang tidak memiliki gangguan mental. Hasilnya, ada perbedaan dari bakteri yang terdapat dari orang yang mengalami depresi dengan yang tidak. Seseorang yang depresi dikaitkan dengan kurangnya jenis bakteri usus tertentu yang ditemukan pada orang tidak mengalami depresi. Adanya peningkatan kadar bakteri berbahaya yang biasanya terkait dengan penyakit Crohn.
Adanya fakta ini menunjukan “otak kedua” yaitu usus memiliki pengaruh bagi kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, menkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat menjadi penting sebagai upaya menjaga kesehatan mental. Pola makan yang dijaga dengan teratur mengurasi resiko seseorang dalam mengalami depresi, overthingking dan gangguan mental lainnya. (Vega)