SURABAYAONLINE.CO, Sumenep- Sejumlah mahasiswa yang menamakan dirinya Front Mahasiswa Bluto (FMB) menggelar aksi seruan moral tolak keras tamabang fosfat di depan Kantor Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Menururt kordinator aksi Amiruddin Syam mengatakan, aksi seruan moral ini merupakan buntut dari kekecewaan mahasiswa terhadap sikap yang ditunjukkan pemerintah kecamatan setempat pada saat audiensi.
“Kami kecewa dengan sikap yang disampaikan Pemerintah Kecamatan Bluto saat audiensi,” katanya. Kamis 28/01/2021
Dasar kekecewaan FMB dijelaskan Amiruddin, terkait dengan sikap Pemerintah Kecamatan Bluto yang hanya mengedepankan kalkulasi keuntungan ekonomi tanpa memikirkan potensi dampak bencana ekologi dalam jangka panjan, apabila tambang fosfat ini dilakukan. Bahkan ia menilai sikap pemerintah ini cendrung mengakomodir kepentingan investor ketimbang masyarakat kecil
“Pemerintah hanya memikirkan ekonomi, tanpa memikirkan dampak lingkungan hidup dan perampasan ruang hidup masyarakat,” ceritanya.
Harusnya kata dia, Pemerintah Kecamatan Bluto bersama-sama dengan suara masyarakat untuk menolak rencana Pemerintah Kabupaten Sumenep, memasukkan Bluto dan beberapa kecamatan lainnya sebagai konsesi eksplorasi tambang fosfat didalam review RTRW 2013-2033.
Dalam poster yang dibawa oleh FMB saat melakukan aksi, salah satunya tertuliskan pesan mengingatkan pemerintah bahwa “Tanah kami subur, pemerintah jangan sampai nganggur,” demikin bunyi poster itu
Selain itu, kata dia, aksi seruan moral tolak keras tambang fosfat ini dilakukan sebagai ikhtiyar mahasiswa untuk membangun konsolidasi menggalang kekuatan dan mengabarkan pesan terhadap seluruh pemuda mahasiswa, masyarakat luas untuk bersama-sama, bantu binatu menyatukan tekad memohon restu semesta untuk menolak rencana eksplorasi tambang fosfat yang dinilai mahasiswa berpotensi akan mengakibatkan kerusakan alam, perampasan lahan secara masif, mematikan sumber penghidupan petani dan bencana ekologi
“Tambang fosfat akan merusak Alam, Alam itu di jaga dan di rawat bukan di rusak dan kami serukan kepada seluruh pemuda mahasiswa dan masyarakat luas untuk menolak tambang fosfat” tegas mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan strata satu di STITA Aqidah Usymuni Sumenep ini
Ia berharap gerakan penolakan ini, semakin meluas dan perjuangan menyelamatkan lingkungan hidup sebagai Hak Asasi Manusia (HAM) semakin masif sehingga lingkungan hidup di Kabupaten Sumenep bisa dinikmati oleh generasi berikutnya
“Semoga semakin kuat, dan semakin besar,” harapnya. (Thofu)