SURABAYAONLINE.CO-Mencuatnya MA-Mujiaman Sukirno sebagai pasangan yang maju ke Pilwali Kota Surabaya mengejutkan banyak pihak. Namun demikian bagaimana percaturan pilwali kali ini, apakah hanya akan memunculkan dua pasangan saja atau two horse race?
“Ada ungkapan lidah tak bertulang, janji-janji politik tidak bisa dipegang,” demikian Mariyadi SH MH salah satu kandidat walikota Surabaya. Kalau sudah resmi didaftar oleh KPUD barulah itu bisa dikatakan peluang sudah tertutup.
Karenanya, ia optimistis bahwa dirinya masih punya peluang untuk maju sebagai calon Walikota Surabaya bersama kandidat lain nya yang sudah disebut-sebut oleh media.
Lebih lanjut Mariyadi yang sebagai Ketua DPP GNPK Jatim dan DPD Hanura jatim,
Sebagai contoh mikro bahwa segala sesuatunya belum pasti ia merujuk pada klaim Mujiaman Sukirno Dirut PDAM Surya Sembada sebagai wakil MA. “Bisa juga Muji ini bertepuk sebelah tangan. “Lha pak MA kan belum pernah ngomong apa apa, hanya timses nya yang menanggapi.
Ini menandakan bahwa ada masalah, ada chemistry yang tidak sesuai dengan partai pendukung. Belum lagi masalah pendanaan ini masalah krusial. “Jangan-jangan ada sesuatu dengan masalah pendanaan, karena untuk sumbangan dari teman pribadi atau perusahaan ada ketentuan jumlah maksimalnya.
LHKPN PaK MA bagaimana juga Mujiaman, nanti kan warga bisa menilai modal politiknya seperti apa,
Pak MA misalnya berapa lama menjabat sebagai pejabat, kan pastinya harus mengisi form LHKPN Yang merupakan salah satu syarat selanjutnya oleh KPUD akan dikirimkan ke KPK
Mujiaman pun sebgai pejabat Daerah juga harus isi form LHKPN.
“Kalau saya kan pengusaha, harta saya bisa terlihat di LHKPN Juga nantinya.
“Yang jelas saya terus menerus juga membuka komunikasi dengan partai-partai, kesimpulannya masih terbuka lebar,” politik itu tidak ada kawan abadi dan lawan abadi yang ada cuma kepentingan yang juga belum tentu abadi katanya seraya mengingatkan pepatah lidah tak bertulang.(*)