SURABAYAONLINE.CO, GRESIK – Komisaris PT Petrokimia Gresik (PG), anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), Mahmud Nurwindu mengatakan Pupuk Petroganik telah mendapat kepercayaan pemerintah sejak tahun 2008 sebagai pupuk bersubsidi.
“Kehadiran pupuk organik Petroganik menjadi semakin relevan di tengah kondisi kesuburan tanah di Indonesia yang menurun, serta menjadi bukti nyata upaya PG dalam mewujudkan diri menjadi solusi agroindustri, khususnya di sektor on farm,” ujar Mahmud Nurwindu usai “Gebyar Promosi Berhadiah” di Graha Sakinah Kabupaten Demak, Rabu (18/9).
Mahmud menambahkan, penggunaan pupuk organik juga merupakan upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Untuk itulah, PG merekomendasikan pemupukan berimbang, yaitu kombinasi antara penggunaan pupuk organik dan anorganik dengan aplikasi 5:3:2, dimana untuk satu hektar (ha) lahan sawah dibutuhkan 500 kilogram (kg) pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska, dan 200 kg pupuk Urea.
“Marilah kita bersama-sama untuk menjaga sustainable lahan pertanian sehingga produktivitasnya pun bisa terus ditingkatkan demi mendukung Ketahanan Pangan Nasional,” pungkasnya.
Sementata Direktur Pemasaran (Dirsar) PG, Meinu Sadariyo mengatakan, Pupuk Petroganik telah dikembangkan sejak tahun 2004, sebagai respon atas hasil penelitian Pusat Tanah dan Agroklimat Bogor (2003) yang menyebutkan bahwa sebagian besar tanah pertanian di Indonesia mengandung kadar C-Organik di bawah 2 persen.
Padahal tanah yang sehat, minimal mengandung kadar C-Organik sebesar 5 persen. Sementara Petroganik mengandung kadar C-Organik minimal sebesar 15 persen, sesuai standar Permentan No 1 Tahun 2019 dan SNI No 7763 Tahun 2018, sehingga mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan struktur tanah. (san)