SURABAYAONLINE.CO, LAMONGAN – Nilai ekspor Kabupaten Lamongan tahun 2018 mencapai Rp 597.047.529.680, atau meningkat hampor dibanding ekspor tahun 2016 sebesar Rp 123.900.000.000 dan ekspor tahun 2017 sebesar Rp 136.933.600.000.
Bahkan selama periode 2016 dan 2017, ekspor Lamongan masih didominasi dari Industri Kecil Menengah (IKM). Seperti sarung tenun ikat, berbagai kerajinan kreatif, dan snack.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lamongan Mohammad Zamroni melalui Kabag Humas dan Protokol Agus Hendrawan mengungkapkan, di tahun 2018 sejumlah industri besar (IB) sudah mulai mencatatkan ekspor.
Dari total nilai ekspor Rp 597.047.529.680, sebesar Rp 541.327.438.950 berasal dari IB dan sisanya dari IKM menyumbang
Rp 55.720.090.730.
Dia menjelaskan terdapat sembilan IB di Lamongan yang sudah mulai berproduksi dan mencatatkan ekspor. Yakni PT Bahari Biru Nusantara, PT QL Hasil Laut, PT 689, dan BMI yang mengekspor komoditi perikanan ke Jepang, Malaysia, Singapura, China, Korea dan Amerika Serikat.
Kemudian ada Buildyet dan Cahaya Bintang Olympic yang produk alas kaki sudah menembus pasar Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.
Selain itu juga ada PT Interkraft yang mengekspor meubelair ke Amerika Serikat dan Eropa, produsen dolomit Pt Comca Omya Indonesia yang komoditinya diekspor ke Singapura dan Jepang, serta PT Dewata Industrindo Forestry yang menyuplai veneer dan moulding untuk pasar India.
Sementara kinerja positif juga dicatatkan IKM di Lamongan. Sebanyak 61 IKM dengan berbagai jenis produksi komoditi mampu menembus pasar ekspor.
Salah satunya adalah 46 IKM tenun ikat di Desa Parengan Kecamatan Maduran, yang tergabung dalam Sentra Industri Tenun Ikat. Tahun lalu mereka mengirimkan 910 kodi kain tenun ikat ke pasar Timur Tengah.
Produk industri kreatif yang berbasis kekayaan bahan baku di Lamongan juga diminati pasar ekspor. Seperti tas natural produksi R&D, kerajinan tas enceng gondok dari Pengaron Handicraft, kerajinan tempurung kelapa dari Ashila Jaya, serta aneka kerajinan berbahan kayu dan bambu juga gerabah dari Kecamatan Maduran.
Salah satu komoditi unggulan Lamongan, jagung, produk olahannya juga sudah bisa menembus pasar ekspor. Olahan jagung dari Nufa Market dan UD Lembah Hijau dikirim ke Malaysia dan Amerika.
Disperindag selama ini rutin melakukan pembinaan dan pengembangan perdagangan internasional. Diantaranya dengan memberikan pelatihan akses dan survey pasar ekspor melalui media daring.
Mereka juga memfasilitasi kegiatan pameran dagang, baik di dalam maupun luar negeri untuk membangun jaringan dan membuka pasar baru. (san)


